Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aneh Tetapi Nyata

13 Oktober 2025   20:45 Diperbarui: 13 Oktober 2025   20:45 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi/. siapapun yang mau boleh ambi secara gratis 

Walaupun Rata-Rata Rumah di Australia Tidak Ada Pagarnya, Tetapi Jarang Ada Barang yang Hilang

Awal tinggal di Australia, saya dan istri sempat heran melihat lingkungan tempat kami menetap. Hampir semua rumah di sini tanpa pagar, bahkan banyak yang tidak dikunci. 

Bagi kami yang berasal dari Indonesia, hal seperti ini tentu terasa aneh. Dalam hati saya bertanya-tanya, “Bagaimana kalau ada yang masuk dan mencuri?”

Namun, setelah beberapa tahun tinggal di sini, barulah kami memahami mengapa masyarakat Australia bisa hidup tanpa rasa khawatir meskipun rumah mereka terbuka begitu saja. Ternyata, kesadaran dan rasa tanggung jawab masyarakatnya sangat tinggi.

Setiap tahun, pemerintah setempat mengadakan yang disebut “Jumbo Rubbish Collection” semacam hari pembuangan barang.barang besar yang sudah tidak terpakai, seperti televisi, mesin cuci, lemari, kursi, atau kasur. Barang-barang itu diletakkan di depan rumah agar bisa diangkut oleh petugas. Yang menarik, banyak di antara barang-barang tersebut masih berfungsi dengan baik dan tampak layak pakai.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Namun anehnya, hampir tidak ada orang yang mengambilnya. Padahal, kalau di tempat lain, mungkin barang gratis seperti itu sudah habis dalam sekejap. Dari situ saya belajar, bahwa masyarakat di sini tidak terbiasa mengambil sesuatu yang bukan miliknya, sekalipun itu “gratis” dan sudah dibuang pemiliknya.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Hal yang sama juga terjadi dengan paket kiriman. Jika kita berbelanja online, barang yang dikirim biasanya diletakkan begitu saja di depan pintu rumah oleh kurir, tanpa perlu tanda tangan penerima. Uniknya, meskipun paket itu bisa dilihat siapa pun yang lewat, jarang sekali ada yang hilang.

Bagi saya, ini adalah salah satu bentuk budaya kejujuran dan kepercayaan sosial yang luar biasa. Tidak ada pagar tinggi, tidak ada kamera keamanan berlebihan, tetapi rasa aman justru lebih terasa.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Saya sering berpikir, seandainya nilai-nilai seperti ini bisa diterapkan lebih luas di negara lain termasuk di tanah air kita tercinta , betapa indahnya hidup bermasyarakat. Tidak perlu curiga, tidak perlu was-was, karena setiap orang tahu batasnya dan menghargai milik orang lain.

Silakan lihat foto yang saya sertakan: perabotan rumah tangga yang masih bagus diletakkan di tepi jalan, tanpa pengawasan, dan tidak ada yang mengambilnya. Begitulah kehidupan di sini ,sederhana, jujur, dan penuh rasa saling percaya.

Mungkin inilah salah satu alasan mengapa rumah tanpa pagar pun bisa terasa aman, karena pagar sesungguhnya bukan terbuat dari besi atau tembok, melainkan dari kejujuran dan rasa saling menghormati di antara sesama manusia.

Renungan kecil di malam musim semi 

Tjiptadinta Effendi 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun