Di Republik Angan-Angan
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, di manapun berada. Yang saya sayangi dengan setulus hati.
Dengan mengucapkan syukur ke hadirat Tuhan, sore ini saya berdiri di hadapan saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang saya cintai.
Apa kabar saudara-saudaraku semuanya? Semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan bersama keluarga tercinta.
Bagaikan mimpi, saat ini saya mendapatkan kehormatan untuk berbicara di depan saudara-saudara semua.Â
Mengapa saya katakan demikian?
Karena saya pernah, selama bertahun-tahun, berada dalam posisi saudara-saudara yang saat ini hidup menderita. Karena itu saya tahu persis apa artinya penderitaan.Â
(Seluruh hadirin terdiam.......)
Saudara-saudara terkasih, saya tidak berani mengatakan bahwa saya akan mengubah nasib saudara-saudara yang saat ini sedang hidup menderita. Karena tak seorang pun di semesta ini yang mampu mengubah nasib orang lain
Bahkan Tuhan tidak akan mengubah nasib kita bilamana kita sendiri tidak mau berusaha untuk mengubah nya. Bukankah begitu saudara saudaraku,?Â
! Tepuk tangan meriah dari seluruh hadirin)
Setiap orang bertanggung jawab atas nasib masing-masing.
Namun, yang ingin saya sampaikan kepada saudara-saudara semuanya adalah: saya berjanji tidak akan pernah mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepada saya.
( Standing applaus dari para hadirin)
".........Sebagai komitmen, demi Tuhan:
Seluruh gaji saya beserta semua bonus dalam bentuk apa pun yang akan saya terima sebagai Menteri Khusus di Bidang Khusus, saya serahkan semuanya untuk membantu saudara-saudara yang sedang hidup menderita.
Bahkan, bila perlu, saya akan menolak fasilitas mewah seperti mobil dinas. Cukup naik ojek online, asal pakai kode promo. Jika rapat kabinet, saya siap bawa bekal nasi bungkus sendiri. Kalau ada jamuan makan resmi, biarlah saya duduk di pojok, makan kerupuk pakai sambal. Yang penting hati saya tenang, dan rakyat tidak merasa saya menghamburkan uang negara. Â ( Terdengar suara gemuruh dari para hadirin)
Saudara saudara yang diberkati Tuhan,
Bilamana saya mengingkari janji saya, biarlah saya dilaknat Tuhan......
Saudara-saudaraku yang terkasih,
Demikian pidato saya sebagai Menteri di Republik Angan-Angan.Â
Semoga pidato ini tidak hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri, tapi minimal mampir sebentar di hati
Terima kasih atas perhatian saudara-saudara.
Hidup Republik Angan-Angan!
Merdeka!"
Catatan Penutup:
Tulisan ini murni humor dari Republik Angan Angan. Jangan sampai ada yang menunggu saya benar benar dilantik jadi Menteri, nanti malah kecewa.Â
Kalau ada janji yang terdengar terlalu indah, percayalah: itu hanya berlaku di dunia imajinasi. Jadi mari kita tertawa bersama, sebab tertawa juga salah satu cara melawan penderitaan.
Dan sekaligus obat terbaik di dunia ini.Lauhter is the best medicine in all over the worldÂ
Tjiptadinta EffendiÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI