Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagi Sahabat Yang Belum Move On

9 Agustus 2025   18:47 Diperbarui: 10 Agustus 2025   04:10 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat saya berikan sedikit tanda kasih kepada pak Syafei, berkali kali ia mengucapkan:" Alhamdulillah" 

Dalam hal bersyukur, sejujurnya saya kalah dari pak Syafei.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 
Sejak pertemuan itu, saya sadar bahwa penderitaan yang kami alami dulu ternyata belum seberapa. Kami memang tinggal di tempat kumuh di tengah pasar, tapi masih jauh lebih layak dibanding tidur di gerobak di tepi selokan, sendirian, jauh dari keluarga, selama bertahun-tahun.

Saya membayangkan bagaimana Syafei melewati malam-malamnya dalam kesepian, apalagi saat hujan lebat dan satu-satunya pelindung hanyalah secarik kardus bekas di atas gerobaknya.

Hidup selalu punya cara untuk mengajarkan kita bersyukur. Kadang, kita baru menyadari betapa besar kasih Tuhan saat melihat perjuangan orang lain yang jauh lebih berat dari kita.

Hidup memang tidak pernah adil menurut ukuran manusia. Ada yang diuji lewat kemiskinan, ada yang diuji lewat kesepian, ada pula yang diuji lewat kehilangan. Namun satu hal yang pasti: selalu ada orang di luar sana yang menanggung beban lebih berat dari kita.

Mungkin kita pernah merasa menjadi "orang paling menderita", tapi sesungguhnya, Tuhan masih memberi kita napas, kesempatan, dan orang-orang yang peduli. Itulah alasan mengapa kita harus tetap melangkah, berjuang, dan bersyukur.

Karena di balik setiap penderitaan, selalu ada pelajaran hidup. Dan di balik setiap kesedihan, selalu ada alasan untuk berterima kasih. Walaupun hidup selama bertahun-tahun di gerobak, Syafei Sang Pemulung ini masih terus mengatakan:"Alhamdulillah"  Sebuah pencerahan tanpa kotbah

Jadi, sebelum kita mengeluh hari ini, mari sejenak melihat sekeliling. Mungkin kita akan menemukan sosok seperti M. Syafei yang membuat kita sadar, bahwa kita tidak pernah benar-benar sendirian dalam perjuangan. You'll never walk alone

Renungan kecil di malam musim dingin 

Tjiptadinta Effendi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun