Saat saya berikan sedikit tanda kasih kepada pak Syafei, berkali kali ia mengucapkan:" Alhamdulillah"Â
Dalam hal bersyukur, sejujurnya saya kalah dari pak Syafei.
Saya membayangkan bagaimana Syafei melewati malam-malamnya dalam kesepian, apalagi saat hujan lebat dan satu-satunya pelindung hanyalah secarik kardus bekas di atas gerobaknya.
Hidup selalu punya cara untuk mengajarkan kita bersyukur. Kadang, kita baru menyadari betapa besar kasih Tuhan saat melihat perjuangan orang lain yang jauh lebih berat dari kita.
Hidup memang tidak pernah adil menurut ukuran manusia. Ada yang diuji lewat kemiskinan, ada yang diuji lewat kesepian, ada pula yang diuji lewat kehilangan. Namun satu hal yang pasti: selalu ada orang di luar sana yang menanggung beban lebih berat dari kita.
Mungkin kita pernah merasa menjadi "orang paling menderita", tapi sesungguhnya, Tuhan masih memberi kita napas, kesempatan, dan orang-orang yang peduli. Itulah alasan mengapa kita harus tetap melangkah, berjuang, dan bersyukur.
Karena di balik setiap penderitaan, selalu ada pelajaran hidup. Dan di balik setiap kesedihan, selalu ada alasan untuk berterima kasih. Walaupun hidup selama bertahun-tahun di gerobak, Syafei Sang Pemulung ini masih terus mengatakan:"Alhamdulillah" Â Sebuah pencerahan tanpa kotbah
Jadi, sebelum kita mengeluh hari ini, mari sejenak melihat sekeliling. Mungkin kita akan menemukan sosok seperti M. Syafei yang membuat kita sadar, bahwa kita tidak pernah benar-benar sendirian dalam perjuangan. You'll never walk alone
Renungan kecil di malam musim dinginÂ
Tjiptadinta EffendiÂ