Menulis bukan sekadar merangkai kata, tetapi juga perjalanan jiwa. Setiap orang memiliki alasan masing-masing untuk menulis, dan bagi saya, menulis adalah:
Terapi diri
Hobi yang menyenangkan
Sarana berbagi pengalaman hidup
Cara belajar menulis lebih baik
Latihan konsistensi
Bentuk disiplin dalam menaklukkan diri sendiri
Jalan untuk menjaring pertemanan
Sarana membuka wawasanÂ
Namun, ada satu hal yang memberikan kebahagiaan tersendiri bagi seorang penulis: ketika tulisannya tidak hanya dibaca, tetapi juga dikomentari, dibagikan, dan bahkan dipajang di blog orang lain.
Tasanya sangat menyenangkan saat mengetahui bahwa tulisan yang kita buat dengan penuh ketekunan tidak terbuang sia-sia. Sebaliknya, ketika tulisan kita dipajang di blog orang lain dan dijadikan referensi, itu adalah sebuah penghargaan yang luar biasa.
Menulis bukan sekadar mengetik kata-kata. Ada proses berpikir, perenungan, dan tentu saja pengorbanan waktu. Berjam-jam kita habiskan di depan layar, terkadang harus menahan kantuk, bahkan menulis sambil dalam perjalanan dengan laptop di pangkuan. Semua itu terbayar lunas ketika ada orang lain yang merasa terbantu atau terinspirasi oleh tulisan kita.
Tulisan yang Tetap Hidup di Blog Lain
Saya pernah secara acak mencari tulisan-tulisan lama saya di internet dan menemukan bahwa beberapa di antaranya masih terpajang di blog orang lain. Beberapa di antaranya adalah:
"Melihat Islam yang Sesungguhnya" -- Dimuat di Konfrontasi.com
"Papa Mama, Ini Semua Isi Tabungan Saya" -- Dipajang di blog robertusronald.blogspot.com
"Resep Sederhana Mengubah Nasib" -- Ditampilkan di tommyfunz.blogspot.com
"Kisah Tukang Sapu Jadi Pemilik Toko Halal" -- Dibagikan di majalahpengusaha.blogspot.com
"Kisah Nyata! Bagi yang Merasa Hidupnya Sulit" -- Dipublikasikan di 9breakingnews.blogspot.com
Saya tidak pernah meminta mereka untuk memajang tulisan saya. Namun, ketika saya menemukan bahwa artikel-artikel tersebut masih ada di sana, saya merasa sangat bersyukur. Ini adalah bukti bahwa tulisan saya memiliki nilai bagi orang lain.