Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penyebab Utama Menyebabkan Penulis Patah Semangat

6 Mei 2023   20:13 Diperbarui: 7 Mei 2023   05:34 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : pinterest.com/alamy

Bukan Karena Kesibukan 

"Mengapa sudah lama tidak menulis anandaku ?"  Lagi sibuk Opa ,ntar kalau ada waktu mau menulis lagi.  Lanjut bertanya :" Maaf mas,sudah lama tidak menulis ya ? Semoga semuanya baik ya mas " Jawaban :"Iya nih lagi sibuk banget Opa,ntar ada kesempatan mau menulis lagi"

Tapi sudah sekian bulan purnama berlalu,yang ditanya mengapa tidak menulis lagi dan dijawab,karena berbagai kesibukan,ternyata tidak pernah menulis lagi. 

Nah, apa hak kita untuk mendesak desak ,apalagi memaksa orang untuk menulis ? Menulis itu tidak hanya sekedar hobi,tapi bagi sebagian orang sudah menjadi kebutuhan hidup. Salah satunya adalah diri saya sendiri. Tapi apa alasan sesungguhnya,yang membuat orang berhenti menulis ?

Berdasarkan Pembicaraan Pribadi

Saya  sering bertanya via Japri,bahkan tidak jarang saya telpon. Tapi tentu  saja tidak etis,kalau pembicaraan pribadi saya ungkapkan disini berserta nama nama Kompasianers. 

Karena itu saya tulis hasil kesimpulan dari berbagai komunikasi dengan sahabat Kompasianers yang sudah lama tidak menulis lagi. Ada beberapa yang kembali menulis,setelah diajak,tetapi selang beberapa waktu kembali offline . Tentu saja saya tidak ingin mengejar terus dengan pertanyaan,mengapa begini mengapa begitu. 

Kesimpulannya :

Penyebab utama yang menyebabkan beberapa orang kompasianers  menghilang dan tidak menulis lagi,adalah karena merasa tulisannya kurang mendapatkan tempat.

Bahwa menulis tidak hanya menjadi hobi, tetapi juga kebutuhan jiwa bagi banyak orang. Menulis bisa menjadi saluran untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan pengalaman kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun