Saya tertegun dan sempat berpikir :"Orang sakit,koq masih mau bercanda ya ?" Tapi saya saksikan wajah pak Ben bukan tampang orang yang lagi bercanda.Maka saya urungkan niat mau ketawa. Mungkin kalau ada yang melihat,wajah saya ,kayak monyet termakan kulit manggis. Karena awalnya mau ketawa,ee tetiba dibatalkan dan pasang tampang prihatin.
Setelah kami duduk berdampingan, barulah pak Ben menceritakan,bahwa dua hari lalu,siang hari dirinya merasa sangat haus,karena baru selesai  membersihkan pekarangan .Ia ingat ada ice cream dalam Kulkas . Dan dengan gembira ,bergegas membuka Kulkas,Tapi saking terburu buru,ice cream jatuh dan menimpa tulang keringnya . Hingga disini,saya sungguh masih bengong. Menyaksikan wajah saya yang kayak monyet termakan kulit manggis, baru pak Ben sadar,bahwa ia memberikan keterangan yang tidak lengkap.
"Begini pak, maksud saya ,yang jatuh itu,adalah satu box besar "
Baru saya paham,bahwa memang benar kaki pak Ben tertimpa Ice Cream. Tapi bukan secangkir, melainkan satu kotak . Aslinya adalah ice cream .Tapi setelah bermalam didalam Kulkas,maka ice cream yang beratnya 3 kiloan tersebut sudah bermentaforsis menjadi es batu. Walaupun namanya es batu,tapi beratnya sama dengan batu.Karena itu, saat ice cream dalam ujud es batu yang beratnya 3 kilogram tersebut jatuh dari Kulkas dan menimpa tulang kering pak Ben,maka retaklah tulang kakinya"
"Ooooo  kata saya ,mengangguk angguk kayak burung balam di daun kelapa" Pantasan,kaki pak Ben,tulangnya mengalami keretakan ,karena ditimpa ice cream yang sudah berubah ujud jadi es batu. Jadi sesungguhnya,pak Ben bukan bercanda. Memang benar kakinya bengkak karena tertimpa sekotak ice cream. Kalau bukan tertimpa Ice Cream,masa dibilang ,"tertimpa batu?" Mana ada orang waras menyimpan batu dalam kulkas? Jadi apa sih jawaban yang paling tepat? Ditimpa satu box ice cream? Walaupun memang sejatinya benar, tapi aneh rasanya nggak ya? Atau bilang saja kecelakaan?Â
Sungguh sebuah lagi pelajaran berharga,bahwa hal sangat sederhana,perlu jawaban yang pas. Salah satu contoh empiris bahwa memang benar quote ": Don't judge the book by it's cover"
Tjiptadinata Effendi