Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memungut Butiran Ide yang Tersirat dalam Humor (Bagian Pertama)

6 Januari 2023   08:44 Diperbarui: 6 Januari 2023   10:01 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pohon pisang sedang berbuah,hasil karya tangan saya sendiri/dokumentasi pribadi

Salah Satunya Memetik Buah Pisang  Kompasianer Felix Tani

Beberapa hari yang lalu,yang tanggalnya saya lupa lupa ingat ,ada tulisan humor yang judulnya adalah :

"Khasiat Pisang Merangsang Kreativitas Menulis" (kompasiana.com)

Konten ini telah tayang di Kompasiana dan ditempatkan di kategori Humor. Walaupun dikemas dalam kalimat humor yang mampu membuat orang  tersenyum atau setidaknya menyeringai kayak monyet termakan cabe rawit,tapi sesungguhnya esensial dari tulisan ini ada yang jauh lebih penting ,tapi dilupakan oleh para pembaca. 

Yakni memetik butir butiran ide yang terserak ataupun tersirat dalam tulisan humor ini. Ibarat menikmati secangkir kopi yang dihidangkan oleh isteri tercinta janganlah hanya terpancang pada nikmatnya aroma kopi ataupun capucinno tersebut,karena sesunggunya ada hal yang jauh lebih berharga,yakni rasa cinta dari isteri yang tertuang dalam secangkir kopi.

Kembali Kejudul

Dari tulisan humor tersebut,dapat diperoleh beberapa ide untuk dituangkan dalam sebuah artikel . Misalnya:

Sekilas tentang tanaman pohon pisang 

Kalau pada umumnya,tanaman dapat dikembang biakkan dengan biji atau stek,maupun dicangkok,tapi khusus untuk tanaman pisang,tidak mungkin dapat dilakukan.Cara satu satunya adalah dengan memindahkan salah satu dari anak pohon. Karena bila anak anak pohon pisang terus menempel ke induknya,maka akan lambat berbuah. Kalaupun berbuah,maka buahnya tidak seperti yang diharapkan,karena sebagian besar zat yang dibutuhkan untuk berbuah disedot oleh anak anak batang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun