Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Makna tentang Never Ending Meditation

25 September 2022   21:23 Diperbarui: 25 September 2022   21:26 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agar Jangan Terpancang Pada Sikap Phisik Tak Bermakna

Pemahaman tentang meditasi secara umumnya adalah sosok orang yang mengasingkan diri ke hutan dan meninggalkan semua hal yang bersifat duniawi demi untuk mencapai tapabrata. Dengan tujuan mencapai pencerahan diri atau dikenal dalam bahasa yang lebih universal sebagai "mencapai akutualisasi diri"

Tetapi dunia sudah berubah. Pemahaman tentang arti dan makna meditasi yang sesungguhnya tidak lagi menghendaki orang meninggalkan kehidupan duniawi dan keluarganya. 

Setiap orang sesungguhnya dapat melakukan meditasi sepanjang hayatnya tanpa perlu  duduk menyepi dan meninggalkan kewajibannya. Baik sebagai kepala keluarga, ibu rumah tangga, maupun orang yang belum berumah tangga. 

Karena pada hakekatnya, setiap orang dapat melakukan meditasi melalui kegiatannya yang positif sepanjang hari bahkan sepanjang hanyat. Sebagai contoh, orang dapat mengaplikasikan hidup bermeditasi saat dirinya sedang membaca, menulis, bekerja, mengajar, melukis dan membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan. 

Syarat melakukan setiap aktivitas dengan:

setulus hati

niat yang baik dan cara yang benar

khusuk

Bila hal ini dapat diterapkan maka setiap orang dapat menjadikan hidupnya sebagai meditasi tanpa akhir. Tetapi begitu terjadi distorsi dengan niat awal seperti tergoda mencari keuntungan atau memberi dengan mengharapkan balasan dalam bentuk apapun,maka meditasinya menjadi gugur.

Esensial dari "never ending meditation" ini adalah mengajak kita untuk memegang prinsip hidup "giving is giving" Memberi adalah memberi tanpa mengharapkan keuntungan dalam bentuk apapun, termasuk berbuat kebaikan hanya agar dipuji puji orang . Bila niat awal sudah terdistorsi dengan niat abu abu, maka meditasi menjadi batal.

Kita tidak mungkin menjadi manusia yang sempurna, tapi setidaknya dapat menjadikan hidup kita bermanfaat bagi orang lain. Bukankah ada tertulis "Sebaik baiknya orang adalah orang yang hidupnya bermanfaat bagi orang lain" Atau dalam bahasa Inggris disebutkan "The beauty of life not depend on how happy my life, but how happy the others because of me" 

Dengan menerapkan prinsip never ending meditation, jalan untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sesamanya semakin lebar. Terpulang kepada diri masing masing.apa yang sesungguhnya ingin dicapai dalam hidup ini?

inti sari dari buku :"Never ending meditation", hasil karya : Tjiptadinata Effendi

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun