Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Lebih dari 200 Ribu Ekor Kerbau Liar Tanpa Pemilik

30 Mei 2022   20:30 Diperbarui: 30 Mei 2022   20:40 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi Hama di Australia Utara

Bagi yang senang nonton film Cowboy, tentu sudah sangat sering menonton, bagaimana para Cowboy berburu kuda liar. Bila berhasil, maka kuda tersebut dibawa pulang dan dipelihara di ranch mereka. Karena kuda liar ini,tidak ada  pemiliknya. Nah, ternyata di Australia kisah perburuan kuda liar ini, terulang lagi, tapi yang diburu bukan kuda, melainkan kerbau liar. 

Dulu pernah Unta yang diburu dan dibasmi,karena menyebabkan sumber sumber air dikuasai oleh Unta liar, yang menyebabkan hewan lainnya tidak bisa bertahan hidup. Jauh sebelumnya, Kelinci juga sudah menjadi hama di Australia, sehingga diburu untuk mengurangi populasinya.

Kemudian, giliran Kanguru yang menjadi sasaran pemburu, karena populasinya meledak. Sebagai informasi,negara bagian utara Australia, sebagian besar terdiri dari savana dan steppe. yakni padang rumput yang sangat luas dan di sana sini ditumbuhi pohon pohon kayu. 

Saya dan isteri pernah berkunjung ke Darwin dan menjelajahi daerah ini dengan kendaraan, sejauh beberapa ratus kilometer. Sehingga mendapatkan gambaran, betapa luasnya padang rumput di Northtern Territory.

Supplied/abc.net.au 
Supplied/abc.net.au 

Kisah tentang kerbau liar ini, sudah berlangsung sejak lama, yakni awalnya kerbau ini dibawa dari Indonesia dan kemudian dilepaskan di hutan liar. 

Ternyata dalam waktu cepat kerbau ini berkembang biak dan menjadikan sumber sumber air sebagai tempat kubangan mereka, sehingga merusak ekosistem di Northtern Teritorry.  

Demi untuk mengurangi populasinya yang mencapai lebih dari 200 ribu ekor,maka dilakukan perburuan besar besaran, bahkan menggunakan helikopter. Ternyata perkembangannya begitu cepat, sehingga tidak mampu dikontrol lewat perburuan. 

Apalagi, tempat beranak pinaknya kerbau liar ini sebagian berada di tanah yang didiami oleh orang Aborigin, sehingga para pemburu tidak bebas melakukan perburuan. Mengingat tanah suci orang Aborigin, tidak boleh dimasukki oleh siapapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun