Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Jarak yang Memisahkan Tidak Memutus Tradisi THR

9 Mei 2022   08:14 Diperbarui: 9 Mei 2022   09:13 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Hal Yang Bagi Kita Tak Berarti Tapi Sangat Bermakna Bagi Orang Lain

Tradisi THR bagi yang merayakan Idul Fitri,walaupun berbeda asal muasal ,cara serta gayanya,tapi memiliki benang merah dengan bagi bagi Angpau dalam tradisi Imlek. Lazimnya dibagikan pada waktu saling berkunjung di hari raya. 

Yang mendapatkan THR tidak hanya anak anak,tetapi juga orang tua yang sudah tidak lagi memiliki penghasilan. Seperti yang sudah pernah diceritakan,sewaktu masih tinggal di Padang,setiap tahun pada hari Raya Idul Fitri,anak anak sekampung datang kerumah kami ,walaupun mereka tahu kami tidak merayakan Idul Fitri. 

Tentu saja kami sambut dengan setulus hati,walaupun tidak menyediakan kue kue dan minuman dirumah,tapi setiap anak dan orang tua yang datang berkunjung,tidak pernah yang pulang dengan tangan hampa.Semuanya masing masing mendapatkan THR .

Walaupun kini kami sudah tinggal di Australia,serta hanya mendapatkan kesempatan untuk bertemu sekali setahun,bahkan sejak covid merajarela.sudah lebih dari dua tahun kami tidak pulang kampung,tetapi tradsi THR tidak terputus. 10 dolar di Australia,hanya dapat secangkir kopi,tapi untuk di negeri kita ,uang senilai 10 dolar ini,menjadi 100 ribu rupiah,yang mungkin masih bermanfaat bagi yang menerimanya.. 

Berbagi Secercah Kebahagiaan

Dengan cara demikian,jarak yang dan waktu yang memisahkan,tidak harus mengakhiri tradisi yang selama ini menjadi jembatan penghubung rasa persahabatan dan kekeluargaaan, Selain dari itu,menghadirkan secercah kebahagiaan,karena merasa tetap diperhatikan,walaupun kami sudah saling berjauhan ,dipisahkan oleh samudra tak bertepi. 

Sehingga kalimat sindiran yang sudah dikenal sejak lama:" Lost of sight lost of mind" tidak berlaku bagi kami sekeluarga. Melainkan :"Lost of sight ,but still in mind"atau "Jauh dimata,tetapi dekat dihati"

Karena itu,setiap kali kami pulang kampung,selalu disambut dengan sangat antusias. Anak anak yang dulu selama bertahun tahun menerima THR dari isteri saya,kini telah menjadi orang sukses dan ikhlas datang dari luar kota,hanya untuk dapat makan siang bersama kami ,

Kenangan indah setiap Idul Fitri yang tidak pernah akan kami lupakan

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun