Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tingkatkan Ekspor Hasil Pertanian di Daerah, Mengapa Tidak?

5 Desember 2021   19:40 Diperbarui: 5 Desember 2021   19:58 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: bussiness.insider.com

Tentukan Jenis Komoditas Rundingkan jenis komoditas yang akan diekspor. Untuk sementara cukup dua atau tiga jenis, sehingga bisa fokus. Pilihkan jenis barang yang tahan lama dan tidak gampang busuk. Hal ini penting, karena sejak dilakukan pembelian komoditas ekspor ,perlu waktu minimal dua bulan ,untuk persiapan pengolahan kualitas serta,menunggu jadwal keberangkatan kapal ke negara tujuan.

Awal melangkah adalah dengan melakukan korespondensi kepada para pembeli di luar negeri,yang lazim disebut :"Buyer"Jalan yang paling mudah adalah menjual ke Singapore,walaupun harganya lebih murah dibandikan mengekspor langsung ke Amerika atau Eropah. Tetapi mengingat jarak Indonesia ke Singapore adalah yang terdekat,maka langkah awal adalah melakukan korespondensi dengan para pembeli di Singapore.  

Bila kira kira sudah ada green light dari calon pembeli,maka demi keamanan dan kenyamanan kita untuk dijadikan mitra bussiness,maka jalan terbaik adalah berkunjung ke kantor calon pembeli di Singapore.

Selain dari itu,masalah perbedaan bahasa lebih mudah diatasi ,bila berurusan dengan calon Pembeli di Singapore.,karena walaupun mungkin mereka tidak fasih berbahasa Indonesia,tapi mereka dapat mengerti isi pembicaraan.

Langkah Selanjutnya 

Setelah terjalin komunikasi dengan calon pembeli,maka langkah selanjutnya adalah mengirimkan contoh barang yang akan diekspor.Misalnya contoh buah Pinang  atau Gambir . Nah,perlu dipahami,agar jangan memberikan contoh yang terlalu bagus,karena kelak akan jadi masalah bila ternyata tidak sesuai dengan mutu barang yang dikirimkan . Jadi ambillah contoh barang,dari stock yang sudah ada.

Bila terjadi kesepakatan harga,walaupun sudah pernah ketemu dan sudah berbicara panjang lebar via telpon.mutlak diperlukan Sales Contract. Yang isinya adalah menegaskan isi pembicaraan via telpon. yakni:

  1. nama komoditas
  2. kuantitas 
  3. kualitas 
  4. harga perkilogram
  5. packing dengan single or double gunny

Bila sudah saling menanda tangani Sales Contract,bukan berarti masalah sudah selesai. Karena perlu menunggu Letter of Credit dari pembeli . Nah, Letter of Credit ini mutlak perlu dibaca dengan teliti. Karena terlewat satu kata saja,bisa berakibat fatal. Misalnya perbedaan antara :"F.O.B" dan "CandF"  sangat mencolok. 

FOB adalah singkatan dari Free on Board. Dengan pengertian,bila barang yang akan diekspor sudah berada diatas kapal yang akan memberangkatkan komoditas ekpor kita dan Pihak pengapalan menerbitkan :"Bill of Lading"  ,maka kita sudah dapat menguangkan Letter of Credit melalui Bank korespondensi yang kita tunjuk. Bila terjadi badai dan kerusakan ,sudah bukan urusan kita ,melainkan urusan Pembeli dengan Pihak Asuransi

Sedangkan bila didalam Letter of Credit tertulis CandF dan karena kurang hati hati,kita accept,maka berarti kita tidak bisa menguangkan Letter of Credit,sebelum barang diterima digudang Pembeli.

Karena itu,mutlak perlu diperhatikan kata kata :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun