Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengira Tidak Ada yang Tahu

13 November 2021   21:22 Diperbarui: 13 November 2021   21:43 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: perth.now.com

Ternyata Ada Camera Memotretnya

Seorang pria usia 33 tahun dijatuhi hukuman denda 5000 dollar atau senilai 50 juta rupiah  plus harus membayar biaya pengadilan sebesar $.788,30 atau senilai 8 juta rupiah lagi,karena secara diam diam membawa barang barang bekas dalam kendaraan dan membuangknya disemak semak. Ia yakin tidak bakalan ada yang tahu. Lupa bahwa ada Camera tersembunyi disana dan mengabadikan tingkah lakunya dijepret dan dijadikan barang bukti. Dan keputusan pengadilan ia diwajibkan membayar denda yang lumayan besarnya.

Untuk jelasnya  saya kutib intinya dari sumber berita :

"$5000 is a significant amount of money and this case sends a strong message to dispose of your waste properly," he said."The best thing to do is to look up your local council online; all the information is there. If you choose to do the wrong thing, you may be caught on camera and face a hefty fine." The maximum penalty for an individual under section 49A(3) of the Environmental Protection Act is $62,500.Nguyen was fined $5000 and has to pay court costs of $788.30.

Illegal dumping can be reported to DWER's 24-hour Pollution Watch hotline on 1300 784 782, email pollutionwatch@dwer.wa.gov.au or call Crime Stoppers on 1800 333 00

sumber : Perth.now.com 

ket.foto: salah satu contoh,barang barang yang dibuang pada hari Clean Up Australia. Kalau di Indonesia,rasanya nggak perlu repot membuangnya .Cukup dituliskan "Ada sofa gratis" rasanya akan ada yang mau menerimanya. Tapi disini,mungkin rata rata kehidupan warga memadai,sehingga mereka tidak tertarik mau mengambil barang bekas semacam ini /foto dokumentasi pribadi
ket.foto: salah satu contoh,barang barang yang dibuang pada hari Clean Up Australia. Kalau di Indonesia,rasanya nggak perlu repot membuangnya .Cukup dituliskan "Ada sofa gratis" rasanya akan ada yang mau menerimanya. Tapi disini,mungkin rata rata kehidupan warga memadai,sehingga mereka tidak tertarik mau mengambil barang bekas semacam ini /foto dokumentasi pribadi
Sekali Setahun Ada Clean Up Day 

Sekali setahun ada kesempatan bagi seluruh warga untuk membuang "sampah jumbo" seperti meja ,kursi ,sofa dan sebagainya ,yang pada hari lainnya,dilarang dibuang . Aturan disetiap daerah berbeda beda ,tapi prinsipnya hanya sekali dalam setahun,warga diizinkan untuk membuang sampah jumbo ini. Pada hari biasa,warga boleh meletakkan dalam pekarangannya dan menulis :"FOR FREE" dengan harapan ada yang mau mengambilnya.Karena di Australia tidak ada Pemulung. 

Umumnya ,setiap kali ada yang pindah rumah,maka penyewa atau pemilik rumah yang baru,tidak mau menggunakan kasur dan sofa yang sudah digunakan pemilik sebelumnya ,demi menghindari ketularan penyakit .Mereka  mengganti dengan yang baru. Nah disinilah letak kesulitannya,karena hanya sekali setahun boleh membuang sampah jumbo. Sementara itu tidak ada Pemulung yang mau mengambil barang bekas,walaupun barang tersebut masih dalam layak pakai. 

Seandainya di Indonesia,kita mungkin tidak perlu bersusah payah mencari tempat pembuangan ,apalagi sampai kena denda puluhan juta rupiah. Cukup meletakkan didepan rumah dan tulis :"Gratis" ,kalau barangnya seperti tampak pada gambar,maka rasanya tidak perlu menunggu lama 

Begitulah,lain negeri  beda situasi dan beda pula cara hidup masyarakatnya. Disini kulkas,mesin cuci dan tv bekas yang masih dalam kondisi bisa digunakan ,dibuang dan jarang ada yang mau mengambilnya. Secara pribadi saya sudah membuktikan,kendaraan manual yang saya gunakan,rusak dan biaya perbaikan lebih mahal ketimbang harga kendaraannya. Sudah ditanya kepada teman teman,untuk diberikan secara gratis, apalagi bannya ke empatnya masih layak pakai,tapi tidak ada yang mau.Akhirnya diupah membuangnya dengan biasa hampir 400 dolar

Karena itu beli kendaran bekas harus mikir dua kali. Bila rusak,harus diupah untuk membuangnya.

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun