Jembatan Ratapan Ibu
Secara umum ,generasi muda Indonesia ,menganggap bahwa setelah Proklamasi Kemerdekaan di Proklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta,maka secara serta merta seluruh kekuasaan sudah berada ditangan bangsa Indonesia. Memang sekilas ada disebut dalam sejarah tentang Clash Kedua,yakni:
Merupakan kedatangan Belanda di Indonesia Pasukan Sekutu mendarat di Jakarta pada September 1945. Kedatangan pasukan Sekutu ini ternyata diboncengi oleh NICA (Netherland Indies Civil Administration – pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang ingin kembali berkuasa atas wilayah Indonesia. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Kedatangan NICA di Indonesia mendapat penolakan dan perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah yang ingin mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Perlawanan rakyat Indonesia terhadap Belanda menyebabkan konflik yang berkepanjangan. Konflik antara Indonesia – Belanda berlangsung dari September 1945 – Desember 1949. Belanda melancarkan Agresi Militer Belanda I (1947) dan Agresi Militer Belanda II (1948) dengan tujuan meruntuhkan pemerintahan Republik Indonesia. Dalam menghadapi Agresi Militer Belanda, pemerintah Indonesia menempuh jalur pertempuran fisik dan diplomasi *sumber : https://www.kompas.com*
Prasasti di Jembatan Ratapan Ibu
Disini pada tahun 1949 -
gugur para pemuda pejuang
demi pembebasan negeri ini.-
merdeka dari belenggu penjajah-
ratapan ibu mengiringi kepergiannya
1945 Indonesia Merdeka,Tapi 1949 Â Pemuda Payakumbuh Masih Tumpahkan Darah
Saksi Bisu yang bernama :"Ratapan Ibu" ini  berlokasi di jalan Achmad Yani, di kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Jaraknya dari Padang adalah sekitar 3 jam berkendara Jembatan ini dibangun pada tahun 1818. Memiliki panjang 40 meter dengan arsiktektur gaya tempo doeloe.Dibangun tanpa konstruksi dari besi beton Melintang tepat diatas sungai Batang Agam. Sekaligus menghubungkan antara Pasar tradisional Payakumbuh dan Nagari Batang Tabik.
Hanya sebuah kilas balik dalam memperingati Hari Pahlawan
Tjiptadinata Effendi