Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jembatan Ratapan Ibu, Catatan Penting Sejarah Kemerdekaan

10 November 2021   20:46 Diperbarui: 10 November 2021   21:02 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jembatan Ratapan Ibu

Secara umum ,generasi muda Indonesia ,menganggap bahwa setelah Proklamasi Kemerdekaan di Proklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta,maka secara serta merta seluruh kekuasaan sudah berada ditangan bangsa Indonesia. Memang sekilas ada disebut dalam sejarah tentang Clash Kedua,yakni:

Merupakan kedatangan Belanda di Indonesia Pasukan Sekutu mendarat di Jakarta pada September 1945. Kedatangan pasukan Sekutu ini ternyata diboncengi oleh NICA (Netherland Indies Civil Administration – pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang ingin kembali berkuasa atas wilayah Indonesia. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Kedatangan NICA di Indonesia mendapat penolakan dan perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah yang ingin mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Perlawanan rakyat Indonesia terhadap Belanda menyebabkan konflik yang berkepanjangan. Konflik antara Indonesia – Belanda berlangsung dari September 1945 – Desember 1949. Belanda melancarkan Agresi Militer Belanda I (1947) dan Agresi Militer Belanda II (1948) dengan tujuan meruntuhkan pemerintahan Republik Indonesia. Dalam menghadapi Agresi Militer Belanda, pemerintah Indonesia menempuh jalur pertempuran fisik dan diplomasi *sumber : https://www.kompas.com*

Prasasti di Jembatan Ratapan Ibu

Disini pada tahun 1949 -

gugur para pemuda pejuang

demi pembebasan negeri ini.-

merdeka dari belenggu penjajah-

ratapan ibu mengiringi kepergiannya

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

1945 Indonesia Merdeka,Tapi 1949  Pemuda Payakumbuh Masih Tumpahkan Darah

Saksi Bisu yang bernama :"Ratapan Ibu" ini  berlokasi di jalan Achmad Yani, di kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Jaraknya dari Padang adalah sekitar 3 jam berkendara Jembatan ini dibangun pada tahun 1818. Memiliki panjang 40 meter dengan arsiktektur gaya tempo doeloe.Dibangun tanpa konstruksi dari besi beton Melintang tepat diatas sungai Batang Agam. Sekaligus menghubungkan antara Pasar tradisional Payakumbuh dan Nagari Batang Tabik.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Kisah mengerikan ,yang tak akan pernah saya lupakan adalah kisah para Pejuang Indonesia yang tertangkap, dibariskan dipinggir Batang Agam. Kemudian ditembaki dan tubuh tubuh yang terkulai merengang nyawa  terlempar kedalam sungai ini dan hanyut bawa arus air ..Sementara kaum wanita hanya bisa pasrah meratapi putra putra tercinta mereka dicabik cabik peluru penjajah. Karena itu jembatan ini diabadikan dengan nama :"Jembatan Ratapan Ibu"

Hanya sebuah kilas balik dalam memperingati Hari Pahlawan

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun