Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Untuk Memberi "Pelajaran" Kepada Seseorang, Tidak Musti dengan Menyentuh

2 November 2021   05:44 Diperbarui: 2 November 2021   09:59 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Cukup Dengan "Pamer" Sedikit Kemampuan 

Kothbah tentang :"Kasih dan Pengampunan" sudah sejak masih kecil kita dengarkan,bahkan sudah hafal di luar kepala. Tetapi dalam perjalanan hidup,menemukan orang yang arogan dan angkuh,perlu sesekali diberikan pelajaran berharga, agar ia sadar diri. 

Maksudnya memberikan "pelajaran " disini,tentu saja bukan menghajar orangnya hingga babak belur,karena dapat mengakibatkan kita masuk penjara. Melainkan dengan sedikit pamer diri,kita dapat memberikan suatu pelajaran berharga

Dulu saya dan isteri pernah ikut,seminar "Mental Breakthrough Achiever " atau melatih sikap mental .Acaranya sangat padat,sejak dari pagi hingga malam . 

Karena itu ,seluruh perserta harus menginap disana yakni di daerah Cipanas . Perserta ada puluhan orang banyaknya   Selain dari memberikan motivasi lewat kata kata, setiap perserta diminta untuk naik keatas tangga yang tingginya sekitar 3 meteran. Kemudian berdiri disana dan menjatuhkan diri kebawah. 

Dibawah sudah menunggu beberapa orang perserta lainnya,yang siap menampung tubuh kita. Sebuah tindakan yang cukup berbahaya,karena bila salah satu yang menampung dibawa lengah atau lagi bercanda,maka kemungkinan dirinya bisa cidera tertimpa orang yang melepaskan diri dari ketinggian 3 meteran.

Atau  bisa juga yang menyambut tidak kuat,sehingga yang menjatuhkan diri dari tangga,bisa cidera.Tapi begitu aturan mainnya,maka kami semua mematuhinya.

Yang memimpin  seminar ini,orangnya galak banget dan main bentak sana sini .Sebut saja namanya Bomber ,karena tubuhnya besar dan tampangnya garang. 

Malam hari,setiap perserta diwajibkan ikut latihan karate dengan mematahkan sebilah papan dengan pukulan tangan kosong.

Bagi saya tidak masalah,karena sejak smp saya sudah ikut secara kontinu latihan karate . Bahkan sewaku masih muda dengan telapak tangan kosong,saya bisa mematahkan 3 buah tembok dengan sekali pukul. Yang kasihan perserta dengan tampang "anak sekolahan" yang tidak pernah ikut latihan phisik,tetiba harus mematahkan papan,maka tangan merah membiru dan kesakitan,sedangkan papannya tidak patah . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun