Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masihkah Kompasiana Merupakan Rumah Kita Bersama?

30 Oktober 2021   09:16 Diperbarui: 30 Oktober 2021   12:49 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dokumentasi pribadi/gambaran Rumah Kita bersama. Semua menikmati kondisi aman dan nyaman 

Perihati Menyaksikan Kondisi Terkini Kompasiana

Yang namanya orang tinggal serumah adalah sama sama saling menjaga dan sama sama saling menghormati, walaupun pemilik rumah hanya satu orang. Tapi sejak sama sama sepakat menjadikanya Rumah Kita Bersama, maka seyogyanya setiap sosok yang  bergabung di dalam rumah bersama ini dapat menikmati suasana yang teduh,nyaman dan aman.

Sejak seminggu ini,sangat kental terasa awan mendung merudung para Penulis di Kompasiana,yang menurut Slogan "Kompasiana adalah rumah kita bersama". Agaknya, slogan tersebut sudah tertutup awan mendung,sehingga hanya tersisa sebatas slogan tapi tidak lagi dihayati.  Tapi yang terjadi belakangan ini sama sekali tidak merujuk pada slogan yang bernuasa kekeluargaaan tersebut. Malahan kesan yang tampil adalah terciptanya jurang pemisah antara Pemilik Rumah dan orang orang yang merasa dirinya adalah bagian dari Rumah Bersama ini.

Sedih banget rasanya, Ruang Kita bersama, di mana ada ribuan para Penulis bergabung dan bersama sama membagikan kisah-kisah hidup dan ilmu pengetahuannya, tetiba  seperti Bahtera terhempas oleh badai di tengah samudera.

Sebagai salah seorang dari sekian puluh ribu orang penulis yang sudah 9 tahun ikut mengambil bagian dalam ritual kehidupan dalam dunia tulis menulis,sejujurnya hati saya sangat sedih. Sempat terkilas pikiran negatif ,jangan jangan ini merupakan proses sosialisasi "take it or leave it" ,yang kalau boleh diterjemahkan bermakna, "Ini aturan baru. Anda taati kalau masih mau terus menulis disini or leave it!" 

Tapi kemudian artikel yang sudah siap tayang saya hapus karena setelah saya pikir ulang, kemungkinan faktor usia, menyebabkan saya terlalu sensitif.

Sempat juga saya tergoda dengan pikiran "Is this the time for me to say good bye ?" . Tapi saya geleng-geleng kepala karena cinta saya terhadap Kompasiana sudah mendarah daging dan tidak mungkin saya ucapkan "Good bye ".

Tulisan ini steril dari hal hal yang ada hubungannya dengan K Reward seperti yang sudah berulang kali saya sampaikan, setiap bulan kami mengeluarkan dana 65 dollar plus 2 x 35 dollar= 135 dollar atau setara hampir 1,5 juta rupiah, untuk dapat secara konsisten menulis di Kompasiana. Dan selama 9 tahun menjadi Penulis di Kompasiana,sudah 5 kali mengganti Laptop baru ,karena yang lama sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi.Jadi tulisan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan K Rewards.

Menulis Butuh Ketenangan Jiwa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun