4.296 Followers dan 3.258 Following
Tanggal 14 Oktober,2012 untuk pertama kalinya saya menulis di Kompasiana ,walaupun sesungguhnya saya sudah mendaftar sejak tahun 2009 .Tapi pada masa itu,kegiatan kami sangat padat dalam menjelajahi seluruh nusantara untuk  memimpin lokakarya diberbagai kota diseluruh tanah air. Baru pada tanggal 14 Oktober ,2012 saya baru mulai menulis.
Ternyata menulis di Kompasiana,jauh lebih rumit dibandingkan menulis naskah untuk penerbitan buku. Kalau menulis naskah untuk buku,saya tinggal mengetik apa saja dan kemudian menyerahkan kepada Pihak Penerbit. Editor akan membantu mengedit ,bahkan menempatkan gambar gambar pendukung yang diperlukan. Â
Tapi menulis di Kompasiana, harus menulis dan sekaligus jadi editor untuk tulisan kita sendiri.Belum lagi saat harus melengkapi dengan foto pendukung,saya sempat menulis tanpa gambar pendukung,karena tidak tahu cara menguploadnya. Apalagi bila ukurannya melebihi 2 Mega Bait ,sehingga harus di edit dan disesuaikan dengan aturan yang berlalu yakni tidak melebihi dari 2 MB.Karena memang belum pernah melakukannya,maka walaupun sesungguhnya sangat mudah,tapi bagi saya yang belum tahu kiatnya,merupakan hal yang sulit Saya tanyakan kepada beberapa Kompasianer,jawabannya :"Mudah pak Tjip" Tapi yang mudah itu,ternyata bagi saya butuh waktu satu bulan untuk mempelajarinya,sehingga saya berhasil melengkapi  tulisan saya dengan foto pendukung .
Senang banget ,rasanya bisa memposting tulisan yang lengkap dengan gambar pendukung. Ternyata ,baru beberapa menit,ee tulisan saya gambarnya sudah diganti dengan catatan:" Mohon maaf ,gambar terpaksa kami hapus ,karena sumbernya tidak jelas. Tentu saja hal ini menyebabkan saya kecewa dan sekaligus bingung, bagaimana caranya saya mencari tahu,siapa pemilik gambar sesungguhnya? Akhirnya, demi untuk cari jalan selamat,tulisan saya lengkapi dengan foto pribadi. Saya menutup mata, walaupun tulisannya menjelaskan sesuatu yang berbeda,tapi gambarnya adalah foto pribadi. Namun karena tidak melanggar aturan main,maka walaupun gambar pendukung tidak serasi dengan naskah,tapi tidak ada alasan untuk dihapus.
Suatu waktu ,ada pesan masuk dari beberapa orang sahabat Kompasianers "Pak Tjip selamat ya,tulisannya Hael " Saya kira  bakalan dapat hadiah mobil hehehe ,tapi ternyata tidak. Hael adalah singkatan dari Headline . Sungguh pada waktu itu saya baru tahu. Pada awal menulis itu,sungguh merupakan masa keemasan bagi saya,karena setiap minggu pasti ada tulisan saya yang Hael. Bahkan terkadang dalam seminggu bisa 2 atau 3 artikel yang Hael.  Tapi itu cerita,semasa masih "honeymoon  dengan Kompasiana"Â
Puncaknya adalah pada tahun 2014,saya terpilih sebagai " Kompasianer of the Year 2014 "Â dan mendapatkan piagam dan trophy sebagai penghargaan ,serta uang tunai senilai 3 juta rupiah . Tentu saja hal ini ,merupakan sebuah apresiasi tak ternilai bagi saya secara pribadi. Bayangkan diantara ribuan penulis yang hebat hebat,saya mampu keluar sebagai "Pemenang Pertama" Dan pada waktu itu,saya dapat pesan dari mbak Ella Yusuf,yang masih aktif sebagai salah seorang Tim Admin di Kompasiana,:"Pak Tjip sudah mendapatkan penghargaan tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang Kompasianer ,berarti selanjutnya tidak dapat lagi menerima penghargaan lainnya" Dan saya hanya mengiyakan,namun tekad saya akan terus menulis,walaupun kesempatan bagi saya untuk mendapatkan penghargaan di Kompasiana sudah tertutup rapat rapat. Karena tujuan awal menulis,bukanlah untuk mengejar penghargaan atau mendapatkan bonus ,melainkan untuk berbagi aneka ragam cuplikan kisah perjalanan hidup kami,yang mungkin ada manfaatnya bagi para pembaca.Â
Pada tahun 2011 saya juga sudah pernah mendapatkan penghargaan sebagai "Man of the Year 2011"  . Menurut panitia yang mengundang saya pada waktu itu, alasannya adalah saya dan isteri sudah belasan tahun menjelajahi  hampir seluruh Nusantara untuk menyelenggarakan acara penyembuhan ,melalui teknik terapi ,tanpa memungut biaya apapun.Â
Selanjutnya tulisan saya masih sering bertengger di Trending Article dan di Headline,serta beberapa kali mendapatkan bonus,karena di muat di halaman Kompas . Dan saya tidak pernah menggunakan bonus yang saya dapatkan sebagai Penulis di Kompasiana,karena seluruhnya saya sharingkan untuk berbagai keperluan sosial .Bukan karena tidak menghargai,melainkan karena hidup kami sudah mencukupi. Karena itu kami menyandang filosofi :"Life is to share" ,hidup adalah untuk saling berbagi,tentu saja sesuai kemampuan diriÂ