Berbagi Pengalaman Hidup
Sejak dari masih muda,saya sudah merencanakan  ,bila kelak saya pensiun , saya tidak ingin membebani kehidupan anak anak . Karena itu kami menjalani hidup dengan berhemat dan tidak membel barang barang yang tidak sungguh dibutuhkan .Mulai mempersiapkan investasi bagi hari tua kami.Â
Misalnya tidak membeli mobil mewah,walaupun  pada masa keemasan ekspor kopi dan kulit manis ,menghasilkan keuntungan yang fastastis. Sebagian dari keuntungan,selain dari travelling bersama anak anak keluar negeri ,serta mempersiapkan masa depan ketiga anak ,kami mulai membeli tanah dan rumah sebagai investasi
Tetapi karena belum berpengalaman, hasil jerih payah dari kerja keras kami,sebagian besar amblas akibat kesalahan dalam memilih investasi . Antara lain:
Yang buntung:
membeli Ruko di Shapire Square di Yogya - tanah berperkara dan uang amblas
- beli saham Lippo                           - hanya tersisa kertas yang tidak lebih berharga dari pembungkus kacang
- beli tanah di Pekanbaru                    - diambil alih pemerintah,tanpa ganti rugi apapunÂ
- beli rumah di Tiga Raksa                   - nilai jual tidak seimbang dengan nilai investasi
- beli tanah di Pasaman                       -diatas kertas hak milik kami,tapi dikuasai orang lain
- beli ruko di Saphire square Yogya           - berperkara dan hasilnya uang 250 juta raib
Yang Untung:
- beli 2 unit apartement di Kemayoran- 1 unit sudah dijual dengan kenaikan harga lebih dari 100 persen
- beli Australia dollar sewaktu harganya mulai dari 4000  hingga 6000 rupiah, kini  senilai Rp.10.000 per dollarÂ
Salah satu unit Apartement di Mediteranean Lagoon Residences,yang awalnya kami beli senilai 600 juta rupiah.,sewaktu kami jual harganya sudah mencapai 1,5 miliar,berarti ada kenaikan investasi lebih dari seratus persen .SAtu unit lagi ,yang kecil masih kami tinggalkan di Jakarta,agar sewaktu waktu pulang ke Indonesia ,sudah ada tempat tinggal ,walaupun putra kami sudah menawarkan kami sebuah kamar di rumahnya.
Sementara itu,seluruh deposito dalam rupiah kami cairkan dan atas saran dari putra ,kami depositokan dalam dolar,ternyata kenaikannya mencapai hampir seratus persen . Disamping itu, masih ada usaha lain sebagai pendukung,walaupun hasilnya tidak seberapa. Minimal sebagai cadangan devisa .Karena bukan hanya dalam peperangan kita harus memiliki strategy,tapi juga dalam menjalani kehidupan. Harus ada pertahanan yang berlapis lapis,agar kita dapat menikmati masa tua dengan berada di zona aman dan nyaman
Pensiun? Pertahankan Zona Aman dan Nyaman
Setelah pensiun, kami tidak lagi mau mengambil risiko, ntuk keluar dari zona aman dan nyaman. Kami bersyukur sudah dapat menikmati hidup layak, apalagi setiap bulan dapat tranferan dari anak anak ,tanpa pernah  kami minta
- rumah tinggal disediakan anak,tidak perlu bayar sewa
- kendaraan dikasih oleh putra kami
- mau ke wollongong ada tempat tinggal dan makan gratis dirumah puteri kami
- balik ke jakarta ada putra kedua kami yang siap ajak makan
Karena bila diusia pensiun masih mau melakukan petualangan dengan keluar dari zona aman dan nyaman,resikonya terlalu besar. Dan bila gagal,bukan hanya kami berdua yang sengsara,tapi anak anak akan ikut direpotkan. Hidup sudah nyaman,mau apa lagi kalau bukan berusaha mengisi dengan hal hal bermanfaat bagi orang lain?
Tjiptadinata Effendi