Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Indak Baban Batu Digaleh

12 Agustus 2021   09:41 Diperbarui: 12 Agustus 2021   09:47 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:istockphotos.com

Memetik Pelajaran Berharga Dari Petata Petitih Minangkabau

Saya dilahirkan di kota Padang,pada era Dai Nippon masih berkuasa ,yakni tanggal 21 Mei 1943. Orang tua saya lahir di desa Labuah Silang di kota Payahkumbuh. Dan hanya tamatan Madrasah . Kemudian orang tua kami pindah ke Padang dan lahirlah kami anak anaknya,termsauk saya adalah anak nomor 9 dari total 11 orang bersaudara.

Walaupun sudah pindah ke Padang,tapi sebagian besar dari keluarga ayah kami ,masih banyak di Payakumbuh hingga kini Sebagian besar pedagang tembakau adalah saudara kandung dari ayah kami. Mereka semuanya sudah lama hidup membaur.  Dan setiap bulan ,kami pasti berkunjung ke kampung halaman orang tua kami. 

Dirumah,kami berbicara dalam bahasa  Minang dan bercampur aduk dengan bahasa Padang. Karena itu,saya juga belajar memetik pelajaran berharga dari petata petiti Minang. Salah satunya adalah seperti judul diatas,yakni:' Indak Baban Batu Digaleh"

Bahkan setelah saya menikah dengan isteri saya kelahiran kota Solok. di Sumatera Barat ,kami tetap berbicara dalam bahasa Padang,termauk hingga anak anak kami lahir. Karena itu,sebagian besar petata petitih dalam bahasa Minang sudah saya hafal.tanpa perlu bertanya ke google 

Memaknai Artinya

  1. Indak = tidak 
  2. baban - beban
  3. batu     -batu
  4. galeh  - pikulan

Jadi kalau diterjemahkan secara harfiah artinya adalah : " Tidak ada beban,batu yang dipikul" Hal ini disematkan kepada orang yang sesungguhnya hidupnya sudah senang. Kehidupan sudah mapan dan seluruh anggota keluarga dalam keadaan sehat walalfiat. Tetapi entah karena iseng atau ingin tampil mencari popularitas, melakukan hal yang sesungguhnya tidak perlu dilakukannya. Akibatnya hidupnya yang sudah senang,akhirnya mengalami kesulitan,akibat kesalahan diri sendiri,mencari  perkara bagi diri sendiri

Pesan Moral 

Kalau hidup kita sudah nyaman dan aman,maka seharusnya kita bersyukur kepada Tuhan dan mengisi waktu untuk menjadikan hidup kita bermanfaat.

Hindarilah mencari popularitas diri ataupun mencari sensasi untuk tampil beda. Karena boleh jadi akan menghadirkan kesengsaraan bagi diri sendiri dan keluarga. Jangan sampai disematkan pada diri kita peribahasa :" Itulah akibatnya, Indak baban,batu digaleh "

Syukurilah apa yang sudah ada pada diri kita dan hindarilah melakukan hal hal yang dapat menjerumuskan diri kita dalam bahaya

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun