Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Pribadi: 12 Hari Berada dalam "Neraka"

1 Juli 2021   17:18 Diperbarui: 2 Juli 2021   05:13 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: depositphotos.com

Dalam kondisi letih dan kantuk,serta lapar 

Belum sempat tidur sesaat pun, tetiba pintu sel digedor dan petugas memerintahkan saya keluar untuk menghadap Pemeriksa. Ternyata ada laporan bahwa saya telah mengirimkan barang palsu ke luar negeri, padahal dari pihak pembeli sama sekali tidak pernah komplain, bahkan hubungan bisnis kami berjalan sangat baik selama bertahun tahun.

Saat saya diperintahkan  menanda tangani surat pengakuan dan saya menolak, maka Petugas yang menginterogasi saya menjadi berang, serta mengebrak meja sekeras kerasnya.  Boleh jadi maksudnya mau menakuti nakuti  saya. Biasanya orang yang seperti saya yang biasa disebut "warga keturunan" sangat gampang diintimidasi. Petugas  ini lupa bahwa tidak semua orang takut mati.

Saya sudah menghadang maut  berkali kali, apalagi yang saya takuti dalam hidup ini. Menyaksikan gertak sambal petugas, saya hanya berdiam diri. Sikap saya  membuatnya semakin  berang karena mungkin yang diharapkan adalah suara saya yang memohon-mohon dan langsung menanda tangani surat pengakuan bersalah.

Dibebaskan Karena  Tidak Cukup Bukti

Setelah meringkuk selama  12 hari dalam tahanan, akhirnya Pengacara saya datang dan mengatakan, " Pak Effendi, ada kabar baik. Besok anda bebas. Berkas perkara dikembalikan kejaksaan, karena tidak cukup bukti." Di samping itu ada surat dari Kementerian  Perdagangan yang menegor aparat, agar jangan terlalu jauh masuk ke dalam urusan dagang yang bukan wewenang mereka, karena akan menjebabkan jumlah ekspor menjadi anjlok. Justru di saat pemerintah menggalakan ekspor untuk menjaring devisa bagi pemerintah.

Serasa Keluar dari Neraka

Pagi pagi di hari ke-13, istri saya datang bersama pengacara menjemput saya di tahanan. Kami berdua bersujud syukur kepada Tuhan karena kebebasan ini bagaikan keluar dari neraka jahanam. Selama dalam tahanan, sungguh bagaikan di neraka. Diinterogasi di tengah malam secara bolak-balik dan diperlakukan sebagai seorang penjahat kambuhan.

Peristiwa ini  sudah lama berlalu, tapi  trauma yang diakibatkannya tidak pernah akan dapat saya lupakan. Masuk tahanan  karena kesalahan yang dilakukan adalah wajar. Sesuai dengan peribahasa "Tangan mencencang, bahu memikul." Tapi saya ditahan, karena saya tidak mau membayar upeti.

Semoga hal semacam ini jangalah sampai terjadi pada diri orang lain 

Catatan tambahan: kisah ini dulu dimuat di harian Singgalang dan harian Haluan terbitan Padang dan menjadi Headline berita .

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun