Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengalaman Pribadi Melawan Amnesia

24 Juni 2021   18:50 Diperbarui: 24 Juni 2021   20:02 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akibat Kecelakaan dan Alami Geger Otak

Seperti yang sudah pernah saya tuliskan alasan mengapa mau menulis selama bertahun tahun di Kompaiana? Apa sih yang saya cari? Kalau mau dibilang untuk mengejar popularitas, sesungguhnya saya lebih populer sebagai seorang Grand Master Reiki, ketimbang sebagai seorang Penulis di Kompasiana. Apalagi di era mileneal ini tulisan saya kalah telak dari para penulis mileneal. Buktinya dapat disaksikan sendiri. 

Kalau mau dianggap demi mendapatan K Reward, sudah saya tuliskan bahwa pengeluaran untuk biaya internet kami berdua di Australia adalah 65 dollar untuk fix internet di rumah dan ditambah kami masing masing 35 dolar biaya pulsa di HP. Total adalah 2 x 35 +65 dolar berjumlah sekitar 135 dolar atau sekitar 1,3 juta rupiah. Jadi kalaupun digabungkan penerimaan K Reward saya dan isteri, belum cukup separuh dari pengeluaran. Alasan yang paling tepat adalah untuk melawan pikun.

ket.foto : sewaktu dalam kondisi labil /dokumentasi pribadi
ket.foto : sewaktu dalam kondisi labil /dokumentasi pribadi
Pernah Alami Amnesia 

Karena pernah terjatuh dari pohon dengan posisi kepala menghantam tanah, maka saya mengalami geger otak yang parah. Berbulan bulan terbaring ditempat tidur. Pada waktu itu yang merawat saya adalah dokter Specialist Tjio Wie Tek yang adalah Kepala Rumah Sakit  Jiwa di RSJ Ulu Gadut kota Padang  Serta dokter Gho Tjeng Oen

Jangankan berdiri, untuk membuka mata saja terasa dunia berputar. Akhirnya saya dinyatakan sembuh, tapi sesungguhnya yang sembuh adalah secara phisik. Tapi saya mengalami perubahan kepribadian, yakni menwaktu jadi pelupa.

Saat mau mandi, lupa bawa handuk. Setelah mandi baru ingat belum pakai sabun jadi mandi sekali lagi. Makan pagi bisa sampai dua tiga kali. Berulang kali isteri saya mengingatkan bahwa saya sudah sarapan, tapi malahan saya berang karena merasa belum dikasih makan 

Suatu waktu Saya ke Bank

Dalam menjalani kehidupan, tidak ada yang tahu bahwa saya mengalami dementia, kecuali isteri saya. Suatu waktu saya ke bank untuk mencairkan selembar check atas nama saya sendiri. Seperti biasa prosedurnya adalah menyerahkan lembaran check  dan diberikan nomor tanda terima check.

Bila setelah dilakukan pemeriksaan  dan tidak ada halangan, maka nama dipanggil. Saat nama saya dipanggil dan diminta menanda tangani Ternyata, saya sudah tidak ingat lagi bagaimana menuliskan tanda tangan sendiri. Tentu saja karyawan tidak dapat menyerahkan uang tersebut, walaupun mereka yakin bahwa uang tersebut milik saya. Salah seorang karyawan menelpon isteri saya agar datang ke bank. Itulah pengalaman yang merupakan sebuah pukulan bagi saya

Dalam perjalanan pulang kerumah, tetiba saya ingat Pesan  dokter Tjio "Tidak ada dokter di dunia ini yang dapat menyembuhkan pasien. Dokter hanya berusaha membantu, sedangkan kesembuhan adalah tergantung pasien sendiri " 

Dan seakan mendapatkan kekuatan, sejak hari itu saya didukung sepenuhnya oleh isteri mulai berusaha menata diri.  Saya mulai rajin membaca dan menulis di buku  catatan harian. Dan agar tidak lupa apakah pintu sudah saya kunci atau belum, maka saya tulis ditelapak tangan dengan pulpen "pintu sudah dikunci".

Begitu juga bila ke bank, saya catat nilai nominal check yang akan saya  cairkan ditelapak tangan. Karena awalnya saya catat pada secarik kertas, tapi saat dibutuhkan, saya lupa kertas tersebut saya simpan dimana. Nah, kalau telapak tangan saya tidak mungkin hilang. 

Begitu sudah sarapan, lagi lagi saya tuliskan ditelapak tangan "sudah sarapan". Kalau orang menyaksikan prilaku saya, mungkin dikira sudah sinting, tapi itulah cara sederhana saya menaklukan sifat pelupa. Kalau lagi waktu senggang, saya buka album foto yang lama dan mulai menyebutkan nama yang ada di foto satu persatu.  Cara yang mungkin dianggap lucu, tapi bagi saya yang mengalami masa tersebut sungguh merupakan masa masa suram . 

Saya bersyukur kepada Tuhan dikaruniai isteri yang setia mendampingi saya dalam kondisi labil. Walaupun terkadang emosi saya meledak ledak,tapi isteri saya paham, bahwa saya sedang sakit. 

Sembuh Total

Setelah latih diri dengan tekun dan didukung oleh isteri tercinta,bersyukur kepada Tuhan,saya sembuh. Inilah cikal bakal,lahirnya hasrat hati untuk belajar teknik penyembuhan reiki,agar dapat membantu orang lain yang sakit dan menderita. 

Karena itu,dapat dimaklumi mengapa saya mampu bertahan selama hampir 9 tahun terus menulis di Kompasiana,walaupun kesempatan bagi saya untuk meraih penghargaan apapun sudah tertutup,sejak saya menerima penghargaan sebagai Kompasianer of the Year 2014.  Karena saya menulis,untuk mencegah kepikunan.Menulis bagi saya adalah kebutuhan jiwa.  Menjadi manusia pelupa itu sungguh sangat menyedihkan sekali. Karena itu saya selalu mengingatkan diri sendiri, agar terus menulis,sesibuk apapun kami

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun