Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Target "To be Number One" Baik atau Buruk?

7 Mei 2021   19:50 Diperbarui: 7 Mei 2021   19:57 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usaha dan Kerja Keras,Bukan Dengan Berpijak Dipunggung Teman

Hasrat hati untuk selalu :"to be number one" atau target untuk menjadi orang nomor satu,tentu saja tidak ada salahnya. Karena seperti kata Bung Karno:"Gantungkanlah cita citamu setinggi bintang bintang dilangit, karena cita citalah yang membuat manusia menjadi besar:"Dalam bahasa yang keminggris minggrisan,sering kita dengarkan :"Dare to dream,believe it and do it and then you'll get it" 

Nah,secara prinsip ,tidak ada yang salah ,bila seseorang bercita cita ingin menjadi nomor satu didalam komunitasnya .Atau dalam kata lain :"To be number one"  Tetapi tentu tergantung pada cara kita meraihnya. Bila dianalogikan,bila dalam pertandingan memanjat pohon pinang dalam acara 17 agustusan,maka satu team akan bekerja sama ,agar salah seorang dari mereka dapat tiba di atas dan merebut aneka ragam hadiah. 

Untuk mana dibutuhkan kerja sama dari teman temannya,yang siap untuk menjadi tempat berpijak,agar dirinya dapat naik hingga kepuncak. Jadi walaupun berhasil.tapi keberhasilan merupakan keberhasilan team dan bukan keberhasilan pribadi. Kondisi ini dapat juga dilihat dari sebuah pertandingan Sepak Bola,dimana tidak ada kemenangan yang bersifat pribadi,melainkan merupakan kemenangan team

Kegagalan Dapat Dijadikan Cambuk Diri

Setiap kegagalan, akan menyebabkan terjadinya reaksi,yakni kecewa ,sedih dan putus asa,serta tidak ingin lagi melanjutkan alias kapok. Tetapi sesungguhnya kegagalan dapat dijadikan cambuk diri. Kata "cambuk " ini bukan bermakna melecehakan seseorang ,seakan menjadi kuda yang dicambuk,agar mau berlari kencang  menarik beban. Maksudnya adalah mendorong dan menjadi motivasi bagi kita,bahwa kegagalan demi kegagalan adalah anak tangga untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi. Karena bila kita ingin melompat langsung keatas,maka kemungkinan besar akan jauh dan cidera. Karena itu,setiap orang yang tidak siap mental untuk menerima kegagalan demi kegagalan,maka berarti dirinya tidak siap untuk meraih kesuksesan.

Kembali ke Judul

Bekerja paruh waktu,tidak masalah.Misalnya pagi hingga siang mengajar sebagai guru atau dosen dan sore hari menekuni bidang usaha mandiri. Yang harus dicegah adalah bekerja separuh hati,karena kalau hal ini yang dijadikan fondasi dalam mencapai target kehidupan,maka sudah dapat dipastikan tidak akan mencapai cita citanya.

Menjadikan patokan :"To be number one" atau "Menjadi nomor satu" tentu saja tidak ada salahnya. Sebaliknya menjadi motivasi dri bagi kita dalam usaha mencapai cita cita kita,serta melahirkan antusiasme dalam diri kita. Dan seperti kata peribahasa:"Enthusiasme is the greatest power " Antusiasme merupakan kekuatan yang paling dahsyat untuk meraih target atau impian kita. Tanpa antusiasme, orang akan berusaha asal asalan dan kemudian akan terhenti dipertengahan  jalan

Masalah Faktor Usia

Kalau dikatakan:"Usia bukan halangan bagi seseorang untuk meraih cita citanya" ,secara umum dapat diterima oleh akal sehat. Tetapi tidak dalam semua hal. Umpamanya bila cita cita saya menjadi Juara 1 lomba lari,secara tanpa sadar saya mengolok olokan diri sendiri. Karena kalau dulu saya mampu lari marathon 15 K,kini berlari 1,5 kilometer saja nafas saya sudah Senin Kemis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun