Bertahun tahun Akrab Tetiba Tidak Lagi Saling Menyapa?
Selama bertahun tahun terjalin hubungan persahabatan sehingga merasa sebagai kita bagaikan sudah satu keluarga. Tapi tetiba entah karena apa, orang yang biasanya sangat akrab dan setidaknya sekali seminggu saling menyapa belakangan sapaan kita tidak lagi di jawab.Â
Bahkan saat ditelpon dijawab dengan suara datar dan tawar .Sudah melakukan introspeksi diri jangan jangan ada salah ucap atau sesuatu yang telah melukai hati sahabat kita, tapi hingga beberapa hari merenungkan,kita tidak menemukan sesuatu yang keliru atau kata kata kita yang terlanjur melukai hati sahabat kita.Â
Tapi tetap saja hubungan sudah terputus dan tidak ada lagi saling sapa. Sejak saat itu kita merasakan kehilangan seorang sahabat baik padahal orangnya ada bahkan kita membaca bahwa sahabat kita masih berkomunikasi dengan orang lain kecuali dengan kita.
Hal ini merupakan pengalaman yang paling tidak mengenakan hati. Ternyata setelah saling mendiamkan selama lebih dari satu tahun saya baru tahu dari salah seorang kerabat bahwa ada beberapa orang yang merasa dirinya tidak saya hargai karena tidak diundang untuk makan bersama sewaktu kami pulang kampung sebelum covid. Â
Saya bisa saja membela diri bahwa saya sudah lama tidak lagi tinggal di Padang karena sejak 1990 sudah pindah ke Jakarta dan tahun 2006 kami sudah lebih banyak tinggal di Australia.Â
Bagaimana mungkin saya bisa mengingat semua sanak saudara dan sahabat sahabat lama saya?Â
Tapi itu kan pembelaan diri saya sedangkan bagi sahabat dan kerabat saya, merasa bahwa kami sudah melupakan mereka, sehingga tidak masuk dalam daftar orang yang diundang untuk makan bersama. Bagi mereka bukan masalah makannya,tapi merasa bahwa diri mereka "tidak penting" bagi saya.
Hal yang  tampaknya sepele tapi bagi saya sungguh menghadirkan rasa penyesalan yang mendalam. Saya telpon satu persatu dan minta maaf karena saya tidak cermat dalam menyampaikan undangan karena merasa sudah cukup minta kepada adik kami dengan mengatakan "Tolong undang semua sanak famili dan teman teman kita untuk hadir dalam makan bersama ya".
Saya lupa bahwa tidak semua kerabat dan sahabat dikenal oleh adik kami,sehingga luput dari undangan makan bersama di Padang
Sewaktu mengundang makan para sahabat dan kerabat kami yang tinggal di Jakarta selama satu minggu ruangan VIP di Rumah Makan Sari Minang yang berlokasi di jalan Juanda kami carter untuk makan siang dan makan malam.Â
Dengan harapan bila ada yang tidak bisa datang untuk makan siang,bisa hadir dalam makan malam bersama. Tetapi kejadian seperti di Padang,kembali terulang lagi.Â
Karena itu kalau Covid sudah pulang ke habitatnya dan kami boleh kembali ke Indonesia, kami minta bantuan dari Admin Kompasiana untuk mengkoordinir undangan dan tempatnya. Bukan untuk mengelak dari rasa tanggung jawab melainkan agar undangan disampaikan secara resmi melalui Admin Kompasiana sehingga tidak ada lagi yang merasa dirinya tidak dihargai.Â
Mudah mudahan Admin Kompasiana berkenan untuk memfasilitasi mengenai masalah tempat dan undangan serta berharap sebanyak mungkin Kompasianer yang akan hadir. Karena kalau kami yang mengundang person to person dikuatirkan kejadian yang tidak mengenakan akan terulang lagi.Â
Masalah yang selama ini saya anggap gampang ternyata telah menciptakan jurang pemisah dengan beberapa orang kerabat dan sahabat. Walaupun sudah ditelpon tapi tetap saja kebekuan hubungan sudah tidak bisa lagi kembali seperti semula.
Sungguh tidak mudah dapat menyenangkan hati semua orang
Tjiptadinata Effendi