Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pujian Membuat Kita Tersanjung? Tidak Masalah

16 Maret 2021   17:26 Diperbarui: 16 Maret 2021   17:44 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Getty images

Asal Jangan Sampai Menyebabkan Kita Tersandung

Hingga saat ini belum ada hasil penelitian secara ilmiah,tentang berapa persen orang senang mendapatkan pujian yang tulus dan berapa persen yang memang sungguh sungguh tidak senang mendapatkan pujian. Tapi kalau pertanyaan ditujukan kepada diri saya :'Apakah senang dengan pujian?" Maka tanpa perlu berpikir panjang lagi,saya akan menjawab secara langsung :"Ya,saya senang" 

Misalnya kalau dibilang :"Opa sewaktu muda,mirip banget dengan Jacky Chan ya?" atau " Wah,salut ,Opa sudah berusia seratus kurang sedikit,masih terus menulis" Pokoknya apa dan siapapun yang menyampaikan pujian dengan tulus,sejujurnya saya sangat senang . Tapi setiap kali saya mendapatkan  pujian,selalu saya ingatkan diri agar jangan sampai lupa diri. Karena orang tidak hanya bisa mabuk karena mengkonsumsi Alkohol.tapi juga bisa mabuk karena pujian

Dan yang namanya mabuk,apapun penyebabnya ,pasti akan menyebabkan orang kehilangan kontrol diri. Coba saja perhatikan orang yang mabuk,baru berjalan beberapa langkah saya,kakinya tersandung entah dengan apa dan ia tumbang.  Analogi yang dilukiskan secara mabuk phisik,memang tidak sepenuhnya sama dengan orang yang mabuk akan puji pujian,tapi akibat yang akan ditanggung mungkin jauh lebih parah. 

Kembali Kejudul

Menceritakan tentang kemalangan yang menimpa diri orang lain,tentu saja bukan untuk menertawakan ,tapi justru berharap agar jangan sampai orang lain,terperosok kedalam lubang yang sama. 

Sewaktu masih tinggal di Padang, kedai kopi di Pondok merupakan sarana dan prasarana antar berbagi etnis untuk duduk dan minum kopi bareng .Tradisi yang sesungguhnya sangat baik. 

Kebiasaan yang berlangsung sejak tempo dulu,adalah bila sama sama ketemu di kedai kopi,maka usai minum kopi dan makan sate Padang,masing masing BS /BS artinya Bayar sendiri sendiri .Tapi kalau ada yang mengajak ,maka biasanya yang mengajaklah yang bertanggung jawab untuk membayar apa yang mereka makan dan minum.

Tapi tetiba ,tradisi  ini berubah sejak ikut sertanya seorang Pengusaha Muda ,sarapan pagi di kedai ini. Dengan pakaian parlente dan wajah berseri seri.Begitu masuk ,sambutan hangat dan luar biasa dari orang orang muda yang sedang duduk ngopi disana."Wah,selamat pagi Boss Rudy (bukan nama sebenarnya) . Mantap nih,kita ditraktir ya Boss " Dan dengan suara lantang Boss Rudy berkata:" Yuk silakan semuanya ikut makan,saya yang traktir" Kalaulah hal ini merupakan acara pengenalan,adalah merupakan hal yang biasa saja.

Tetapi ternyata ,setiap kehadiran Boss Rudy dan ada yang mengucapkan :"Selamat pagi Boss Rudy.saya melapor nih ya" Dan Boss menjawab:"Ya ya silakan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun