Karena Akan Menyisakan Penyesalan Mendalam
Setiap keputusan, apapun bentuknya, selalu mengandung resiko. Karena kemanapun kita pergi dan siapapun adanya diri kita, tak akan pernah dapat menghindar dari resiko.Â
Begitu kita keluar rumah, apakah berjalan kaki atau naik sepeda maupun mengemudikan sepeda motor atau mobil, selalu mengandung resiko. Bisa saja tanpa sengaja kita menyenggol pengguna jalan raya lainnya atau sebaliknya, walaupun kita sudah sangat ekstra hati-hati, tapi diserempet oleh kendaraan yang lagi ngebut.
Walaupun kita tahu ada resiko, tapi karena berbagai kebutuhan hidup, maka kita tetap keluar rumah.
Nah, disaat kita berada dipersimpangan jalan,maka dihadapkan dengan keharusan untuk memilih arah mana kita ingin tempuh. Â Jalan terus,belok kiri,belok kanan atau menghentikan langkah kita. Â Sekali kita sudah memutuskan untuk melangkah atau mengemudikan kendaraan kearah maka,maka pada saat itu,sudah tidak lagi boleh ada keraguan. Karena akibat keraguan ini,dapat mengundang bahaya bagi diri kita. Misalnya,setelah memutuskan untuk berjalan lurus,tetiba kita ragu dan terhenti sejenak di tengah jalan. Akibatnya bisa fatal,yakni ditabrak oleh kendaraan yang sedang melalu.
Kilas Balik Dibidang Kehidupan Lain
Hal ini berlaku juga dalam berbagai ruang kehidupan lainnya. Misalnya suatu waktu mendapatkan tawaran pekerjaan dengan gaji yang menjanjikan.Tapi saat akan mengambil keputusan kita ragu. Ada banyak pertimbangan ini dan itu,sehingga kita tertunda mengambil keputusan .Dan selang dua hari kemudian,baru siap untuk memutuskan menerima tawaran pekerjaan tersebut. Tetapi ternyata lowongan tersebut ,sudah terisi dengan orang lain .Dan kita hanya bisa tinggal terpana Penyesalan selalu datang setelah semuanya terlambatÂ
Dalam Hal Jodoh
Ini kisah nyata. Cucu sahabat saya yang baru saja menyelesaikan   Master of Degree di California State University, mengabarkan bahwa rencana akan menikah dengan asal Indonesia, yang juga sama sama baru menyelesaikan Master of Degree di Universitas yang sama. .Lely saya kenal sejak masih dalam gendongan ibunya  dan kami saling kenal sekeluarga sejak dulu .Karena itu Lely  sudah menganggap saya sebagai pengganti kakeknya yang sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Tanggal pernikahan sudah ditentukan .  Tapi sebelum rencana pernikahan berlangsung ,tetiba dapat kabar,bahwa calon suaminya mendapatkan kecelakaan dan dirawat disalah satu rumah sakit disana  Dan calon suaminya yang bernama Doddy,menceritakan kepada Lely (bukan nama sebenarnya) bahwa menurut analisa dokter yang merawatnya,ada kemungkinan dirinya akan mengalami kelumpuhan .Â
Dan Lely,sempat mengirim pesan lewat WA ,untuk minta saran. Saya hanya mengatakan:"Karena hal ini menyangkut hidup Lely,maka Opa hanya bisa berpesan,bahwa kemungkinan belum tentu menjadi sebuah kepastian.Boleh jadi dengan perawatan intensif, Doddy bisa pulih kembali. Tapi  seandainya pernikahan  tetap dilanjutkan, dan ternyata apa yang dikuatirkan sungguh terjadi, maka apakah Lely siap untuk hidup bersama dengan seorang suami yang lumpuh? Kalau yakin siap,maka silakan dilanjutkan dan Opa  hanya bisa mendoakan dari jauh" Pada awalnya,Lely mengatakan siap untuk meneria resiko,apapun yang terjadi. Tapi entah apa sebabnya, selang 3 hari kemudian,memutuskan membatalkan rencana pernikahan dan kembali ke Indonesia,
2 Bulan Berselang