Tidak Sedikit Terjalin Hubungan Persahabatan Walaupun Belum Pernah Bertemu
Bahwa ada orang yang berpendapat bahwa persahabatan yang terjalin di dunia maya ,hanyalah sebatas teman basa basi,tentu saja merupakan hak orang untuk memiliki sudut pandang yang berbeda dengan kita.karena boleh jadi pernah kecewa, karena setelah bertemu muka ternyata sosok yang ada dalam pikirannya ternyata bertolak belakang dengan kenyataannya.
Tapi bagi saya pribadi, persahabatan yang terjalin di dunia maya, bukanlah sekedar sahabat basa basi,walaupun belum pernah bertemu. Saya sudah berkali kali membuktikan, bahwa jalinan persahabatan lewat jalur virtual adalah sebuah rintisan  untuk suatu saling bertemu,setidaknya sudah saling menjajaki pribadi masing masing dengan saling berkomunikasi di dunia maya.
Sebagai contoh aktual ,awalnya saya sama sekali tidak kenal dengan yang namanya :Katedrajawen,Nurul Ujuy, Kevin, .Irwan Rinaldi Sikumbang. Edy Supriatna Syafei.Maria Margaretha,Ronadl Wan, Fey Down,Rosmani Huang ,Johannes Krinomo. dan ratusan Kompasianers lainnya. Kemudian secara bertahap kami bertemu dan hubungan persahabatan ini,terus berlanjut hingga kini
Kenangan Akan  Ananda Fadillah dan Lucyana AnggrianiÂ
Banyak yang memanggil saya dengan sebutan Opa misalnya "Lusy. Maurin, Hera Veronica , Reba Lomeh dan banyak lagi yang lainnya , serta panggilan yang lebih mendalam lagi adalah "Ayahanda" Untuk mau memanggil seseorang dengan panggilan "Ayah" bukan perkara mudah saya kira. Karena terbit dari lubuk hati terdalam. Dikompasiana  ada beberapa Kompasianers yang memanggil saya dengan sebutan "Ayahanda". Antara lain : Ari Budiyanti . Ikhlas, Putri Dewi dan seterusnya
Kenangan Akan Dua Orang Putri Angkat Saya di Palembang
Kemarin di Facebook,ibunda Fadillah menampilkan foto putri tercintanya Fadilah (nama sebenarnya) yang sudah sejak beberapa tahun lalu dipanggil Tuhan. Saya dan istri kenal baik dengan keluarga ini, walaupun sama sekali tidak ada hubungan pertalian darah. Fadilah memanggil saya "Ayah" dan tentu saja saya menerima dengan senang hati.Â
Pernah beberapa kali bertemu di Palembang dengan kedua orang tuanya dan sekaligus dengan Fadillah. Keluarga ini orang Palembang asli dan beragama Islam. Saya dan istri beragama Katholik,tapi perbedaan ini sama sekali bukan halangan kami menkjalin hubungan persaudaraan .Tapi Fadiilah dalam usia yang masih sangat muda,telah dipanggil Tuhan beberapa tahun lalu
Saat sehari sebelum meninggal,sempat mengirim sms kepada saya :"Ayah, Dillah mohon pamitan, Sudah tidak kuat lagi bertahan dan tidak ingin menyusahkan semua orang " .Saya mencoba menguatkan hatinya,tapi sms saya tidak pernah dibalas lagi, Karena keesokan harinya,ketika saya menelpon yagn menjawab adalah ibundanya ,yang mengatakan bahwa :"Anak kita Dillah sudah dipanggil Tuhan." Walaupun sama sekali tidak ada hubungan darah,tapi sungguh sangat berdukaÂ
Lucyana Anggriani juga gadis Palembang,yang memanggil saya dengan sebutan ayah  dan kami saling berkomunikasi,layaknya anak dan ayah.Suatu waktu karena sms saya tidak dijawab ,saya mencoba menelpon ,Dijawab oleh ayahanda Uci :"Pak Tjip ikhlaskan  ya , Uci sudah dipanggil Tuhan,barusan setengah jam  lalu" Saya sungguh sangat sedih. Belakangan masuk sms dari ayahanda Uci yang berisi pesan:" Pak Tjip.bila kangen anak kami Uci,kami baca ulang sms nya kepada bapak. kami merasa seakan Uci masih ada ditengah kita"
Selamat jalan ananda Dillah dan Uci,yang kami sayangi., Semoga sudah tinggal dalam damai yang abadi
Tjiptadinata Effendi