Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman yang Tak Akan Pernah Terulang Lagi

5 Agustus 2020   19:36 Diperbarui: 5 Agustus 2020   19:41 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membiarkan Kesempatan Berlalu? Belum Tentu Kesempatan Kedua Akan Datang 

Hal yang paling banyak dilakukan orang adalah menunda. Dengan penuh keyakinan diri,bahwa  kesempatan selalu terbuka. Tetapi dalam kenyataannya ,ada banyak hal yang kesempatan hanya datang sekali saja dalam hidup kita Dan bila kita membiarkan kesempatan tersebut lewat,kelak kesempatan boleh jadi tidak akan pernah didapat lagi

Sebagai salah satu contoh adalah kesempatan untuk bisa bersama anak anak. K etika mereka masih kecil,gampang banget mau diajak kemana saja.pasti OK.Karena anak anak sepenuhnya masih tergantung pada kita sebagai orang tua. Tetapi ketika mereka sudah beranjak masuk ke SMA.

Maka sebagai orang tua,kita sudah merasakan,bahwa untuk mengajak anak anak  kut dalam perjalanan kita,tidak lagi semudah semasa mereka masih di SD atau SMP. Karena mereka sudah memiliki kesibukan masing masing. Ada yang mau ikut belajar kelompok atau mungkin ada acara camping bersama sekolah dan entah kegiatan apa lagi,sehingga untuk mengatur agar anak anak bisa melakukan travelling bersama kita selalu tertunda tunda.

Hanya Tinggal Kenangan Indah

Salah satu hal yang kini hanya merupakan nostalgia dan kenangan indah masa lalu adalah ketika kami melakukan perjalanan darat bersama anak anak kami. Yakni perjalanan dari kota Padang ke jakarta dan saya sebagai pengemudi . Jarak tempuh dari Jakarta ke Padang, kalau tidak ada halangan, akan menghabiskan waktu sekitar 30 jam. 

Termasuk berhenti istirahat dan makan di perjalanan namun tidak menginap. Jarak Jakarta Padang sesungguhnya adalah sekitar 1.300 Km,namun tidak bisa ditakar dengan ilmu matematika 1.300 Km dibagikan dengan kecepatan rata rata maka pada jam sekian ,kami akan tiba 

Walaupun sedan corolla yang kami gunakan untuk berangkat masih baru,tapi tetap saja saya bawa kebengkel untuk melakukan pengecekan ulang,Mengingat kesiapan kendaraan,merupakan langkah awal dalam mempersiapkan perjalanan panjang   

Semua roda di balancing. Rem tangan dan rem kaki ,dipastikan dalam kondisi baik.Serta oli dan minyak rem Dan begitu juga kelengkapan kendaraan lainnya,seperti ban serap,dongkrak  dan semua lampu dipastikan menyala

Dan tentu saja tidak kalah pentingnya ,diri saya sebagai Pengemudi  Saya menghindari makan kenyang yang dapat mengakibatkan rasa kantuk. Begitu juga menghindari diri mimun obat obat apapun yang dapat menyebabkan rasa kantuk. Setiap sekitar 3 jam perjalanan,saya mencari warung nasi yang lampunya menyala dan berhenti sesaat disana. 

Minum kopi dan ke toilet.,sebelum melanjutkan perjalanan. Karena kalau memaksa diri,walaupun tidak mengantuk,tapi akbat kelelahan,maka gerak reflek akan melambat satu atau dua detik. Misalnya  ketika perintah otak :"injak rem" tapi kaki terlambat merespon.Walaupun terlambat hanya satu atau dua detik,tapi hal ini dapat berakibat fatal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun