Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Benar Ada Orang Ditakdirkan Bernasib Sial?

12 Juli 2020   04:51 Diperbarui: 12 Juli 2020   05:08 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: deposithos.photos.com

Apapun Yang Dikerjakan Gagal Terus

Semua orang agaknya sudah tahu,bahwa orang yang tidak berani menghadapi kegagalan dalam hidupnya,maka jangan pernah berharap akan dapat mengubah nasibnya. Tetapi sayang sekali begitu mengalami kegagalan demi kegagalan,orang mulai gamang dan berpikir :" Jangan jangan memang saya  ditakdirkan bernasib sial" 

Dan setiap kali ia mengulangi kalimat ini dalam dirinya,maka secara tanpa sadar ia sudah mengutuki diri nya sendiri. Karena apapun yang diucapkan secara terus menerus,akan menumbuhkan semacam keyakinan dalam diri kita. Dan ibarat tanah,bibit apapun yang ditaburkan ,maka ia akan tumbuh.  Bila yang ditaburkan benih lalang,maka mustahil akan tumbuh bunga bunga yang indah. Analogi inilah yang secara nyata berkerja dalam diri setiap orang. Seperti quote " You are what you think " ,anda akan menjadi seperti yang anda yakini. 

Karena itu,setiap orang yang selalu berpikiran negatif bagi dirinya,maka tanpa sadar sudah mengutuki dirinya dan suatu waktu kutukan tersebut akan jadi nyata,yakni apapun yang dikerjakannya ,akan mengalami kegagalan Dan hidupnya akan benar benar sial

Jadikan Kegagalan Cambuk Diri

Menyamakan manusia dengan seekor kuda,tentu saja merupakan hal yang sangat naif .Tapi kalimat :"cambuk diri " di sini tentu saja bukan dimaksudkan tindakan phisik yang melukai diri, melainkan menjadikan setiap kegagalan yang ditemui, sebagai cambuk diri,bahwa setelah kegagalan demi kegagalan, maka didepan kita sudah terbentang jalan untuk meraih impian hidup kita.

Apa yang saya tulis disini,adalah pengalaman sejati hidup  kami. Kegagalan demi kegagalan yang menimpa hidup ,tidak menyebabkan semangat hidup kami rontok. Hinaan dan olok  olokan orang terhadap diri kami,yang dibilang sudah gila,lantaran bermimpi suatu waktu akan dapat membangun rumah permanen menyekolahkan anak anak di luar negeri justru kami jadikan cambuk diri. 

Dan setelah kegagalan demi kegagalan, terbukti bahwa kelak satu semi satu impian kami jadi nyata. Dan saya tidak dendam kepada mereka yang dulunya mengolok olokan kami, tapi justru bersyukur,karena merreka justru sudah mencambuk saya agar terus bekerja lebih keras dan cermat,sehingga seluruh impian kami jadi nyata. 

Jangan Pernah Mengutuki Diri

Karena itu,bagi yang masih hidup dalam keterpurukan,jangan pernah putus asa dan jangan pernah mengutuki diri ,dengan menghakimi,bahwa memang diciptakan bernasib sial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun