Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Makna "Work from Home " dalam Peribahasa Minang

5 April 2020   06:40 Diperbarui: 5 April 2020   06:37 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dailymail.uk

Bekerja Dari Rumah

Sebelum ada yang komplain atau marah, perlu saya jelaskan bahwa saya lahir di kota Padang pada era Dai Nippon, tepatnya jam 02.00 subuh waktu Dai Nippon.

Karena itu saya berhak menamakan diri saya "Orang Padang", Tetapi saya bukan Orang Minang. Sudah ada aturan yang tidak tersurat tapi tersirat, yakni "Jangan pernah mengaku diri orang Minang, kalau anda bukan Islam" Dan sejak dulu dan seterusnya saya mematuhi dan menghormati aturan yang berlaku.

Sewaktu kecil saya  banyak belajar bahasa Minang dari ayah saya almarhum yang lahir di daerah Labuah Silang di kota Kecil Payakumbuh. Ayah saya hanya tamatan sekolah madrasah dan sehari harian menggunakan bahasa Minang.

Tulisan dibawah ini adalah opini pribadi, bukan hasil kajian dari para ahli. Jadi, bila ada kekeliruan dalam memaknai peribahasa Minang di tulisan ini semata mata adalah kesalahan saya pribadi dan tidak ada kaitannya dengan orang lain ataupun komunitas lainnya.

Kembali ke Judul

Sejak dunia kedatangan tamu tak diundang yakni Dewi Kematian yang bernama Corona, maka seluruh dunia gegap gempita menyambut kehadirannya yang ditandai dengan lahirnya beberapa istilah baru yang belum pernah populer sebelummya. 

Salah satunya adalah WFH atau Work From Home yang tujuannya meminimalkan penyebaran Virus Corona ini, Intinya adalah mewajibkan orang untuk bekerja di rumah masing masing. Bahwa Work From Home berarti bekerja di rumah, jangan sampai dimaknai sebagai "hari libur"

Mari kita sisihkan waktu barang beberapa menit saja untuk membuktikan bahwa makna sesungguhnya  Work From Home ini sudah ada sejak dulu kala. Hal ini dapat kita simak dari peribahasa dalam bahasa Minang sebagai berikut:

Duduak marauik  ranjau, tagak maninjau jarak

Hari sahari dipatigo, malam samalam diparampek

Duduak marauik ranjau,tagak maninjau jarak

duduak       - duduk

marauik     -  meraut

ranjau          - ranjau /jebakan

tagak            - berdiri

maninjau    - mengukur /menakar

jarak              - jarak 

Hari sahari dipatigo, malam samalam diparampek 

sahari            -sehari

dipatigo        -dibagi tiga

 diparampek- dibagi empat

Management Waktu

Dalam kalimat yang ditulis diatas, jelas tersirat tentang  pengaturan waktu. Membagi waktu siang hari dan membagi waktu dimalam hari. Baik ketika kita duduk, maupun ketika sedang berdiri selalu ada saja yang dilakukan.

Jangan buang waktu secara sia sia. Maninjau jarak adalah memikirkan apa rencana kita kedepannya?

Catatan Tambahan

Orang Padang Tidak Serta Merta Orang Minang dan Orang Minang Belum Tentu Orang Padang, Orang Minang bisa saja tidak lahir dikota Padang, tapi mungkin di kota lain seperti Padang Panjang, Bukittinggi, Payahkumbuh, Batu Sangkar dan sebagainya. Tapi mereka disebutkan atau menyebutkan diri "Orang Minang" (Bagi yang beragama Islam)

Akhir kata, sebagai penutup tulisan ringan ini saya kutip "Kok tasingguang wakatu ka naiek, talendo wakatu ka turun, mohon maaf yang sebesar besarnya" Kalau ada yang perlu dikoreksi atau melengkapi tulisan ini, tentunya saya ucapkan terima kasih setulus hati

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun