Sudah cukup? Belum! Â Sekeliling kolam harus dipasang pagar minimal tingginya 1,2 meter dan tidak boleh ada pohon dekat pagar, sehingga anak-anak tidak bisa masuk kolam dengan memanjat pagar.
Sudah? Belum, ntar dulu. Airnya harus bersih dan baru boleh digunakan bila sudah diperiksa oleh Petugas dari Dinas Tata Kota. Bila setelah diperiksa dan dianggap sudah memenuhi persyaratan, baru boleh digunakan. Tapi kalau suatu waktu ada pemeriksaan mendadak dan kedapatan air kolam kotor, maka kolam disegel dan dinyatakan tidak boleh digunakan sebelum dibersihkan.
Tebang Pohon di pekarangan sendiri
Di pekarangan rumah sudah bertahun-tahun ditanam sebatang pohon, tapi tidak pernah berbuah, maka kalau di negeri kita, suka-suka kita mau ditebang, tapi di sini, harus minta izin tertulis dari pemerintah setempat.
Mau Ngamen?
Kalau di negeri kita, gampang banget. Modalnya cuma gitar butut atau harmonika dan menyanyi ala kadarnya. Tidak jarang, orang memberi tips bukan karena suaranya bagus, tapi justru agar cepat-cepat pergi. Namun di Australia, mau ngamen harus ada izin. Di test dulu, apakah memang suara kita layak untuk diperdengarkan di depan umum? Kalau cuma nyanyiannya false kayak saya menyanyi, jangan harap akan dapat izin.
Mau Memperbaiki Rumah di Hari Minggu?
Hari Minggu adalah hari istirahat bagi warga Australia. Tidak boleh ada tukang atau pekerjaan yang menimbulkan bunyi bising. Jadi kalau berpikir hari Minggu ada kesempatan untuk memperbaiki rumah, jangan dilakukan agar jangan sampai kena denda.
Sekali Beli Mobil untuk Seumur Hidup
Di negara kita, sekali beli mobil bisa dimanfaatkan seumur hidup. Yang penting, bila rusak kendaran diperbaiki dan begitu bisa jalan, maka boleh tancap gas. Tapi di sini, mobil yang tidak layak jalan, tidak bisa lagi diperpanjang Regonya, maka sudah harus dibuang. Sungguh, buktinya, kendaraan Nissan yang kami tahun lalu mogok di jalan dan menurut petugas bengkel, percuma diperbaiki, karena tidak akan diterbitkan izin layak jalan. Akhirnya terpaksa harus diupahkan membuang dengan biaya 350 dolar atau senilai 3,5 juta rupiah. Rasanya sedih banget, tapi mau bilang apalagi? Masa iya mau dibawa pulang ke Indonesia?
Untuk sementara, cukup hingga di sini saja dulu agar para pembaca jangan sampai bosan membacanya. Tujuan tulisan ini ditayangkan adalah untuk mengingatkan, bahwa di manapun kita hidup, selalu ada hal yang menyenangkan dan ada pula yang kurang menyenangkan.
Tjiptadinata Effendi