Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Janganlah Meratapi Kegagalan

27 Oktober 2019   05:20 Diperbarui: 27 Oktober 2019   05:31 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: fearlessmotivation.com

Karena Kegagalan adalah Jalan Menuju Kesuksesan
Ibarat kita sedang mendaki anak tangga, selalu diawali dengan menapaki kaki di anak tangga pertama. Kemudian melanjutkan ke langkah berikutnya agar bisa tiba di atas. 

Begitu juga dalam hidup ini, sukses itu tidak jatuh dari langit. Karena di antara sebuah harapan untuk meraih sebuah kesuksesan ada rentang waktu, ada jarak yang harus ditempuh. Bisa dalam waktu yang relatif singkat, tapi boleh jadi butuh waktu yang lama yang tidak dapat ditakar dengan ilmu matematika.

Seringkali kita terpana mendengarkan kisah-kisah sukses, tanpa mau belajar bagaimana susah payahnya orang untuk meraihnya. Ada banyak contoh hidup tentang kesuksesan seseorang.

Misalnya, ada orang yang awalnya bekerja sebagai pengantar es, setelah melalui jalan panjang akhirnya sukses menjadi pemilik sebuah hotel di Medan. Dan sebagai kenangan bagi dirinya, menamakan hotel tersebut "Hotel Antares".

Atau pengalaman pribadi saya, dari penjual kelapa di pasar selama bertahun-tahun, kelak menjadi seorang eksportir. Hal yang bila dihitung berdasarkan ilmu matematika adalah sesuatu yang mustahil, tapi ternyata bisa terwujud.

Hal ini membuktikan bahwa hidup penuh dengan misteri dan tidak dapat dinilai berdasarkan hitam dan putih.

Belajar dari Kegagalan Sama Pentingnya dengan Belajar dari Kesuksesan Seseorang

Tidak ada jalan pintas atau jalan tol menuju kesuksesan. Karena antara terciptanya sebuah impian hingga terwujudnya menjadi sebuah kenyataan, ada jembatan yang harus diseberangi. Karena tidak ada jalan pintas menuju kepada kesuksesan.

Kita lupa bahwa dari hidup melarat untuk mencapai cita-citanya, seseorang harus menjalani suatu rentang waktu. Bisa dalam jangka waktu pendek, bisa juga dalam waktu yang panjang.

Dalam kurun waktu inilah kegagalan demi kegagalan bisa terjadi. Tanpa mengikutsertakannya maka berarti ada mata rantai yang terputus, antara hidup melarat hingga menjadi sukses, yakni "kegagalan". 

Antara kegagalan dan kesuksesan adalah merupakan mata pelajaran pokok dalam menjalani kehidupan kita. Bahkan bila mau dipilah-pilah, maka  pelajaran yang diperoleh dari kegagalan demi kegagalan, adalah lebih mahal harganya.. Tanpa melalui semuanya ini, maka orang tidak akan pernah berhasil meraih cita-cita hidupnya.

Sukses Bersifat Relatif
Setiap orang berhak memiliki definisi tentang arti kata "sukses" dalam hidupnya. Sukses bagi seseorang, belum tentu sukses untuk orang lain. Karena untuk membeli sebuah rumah mungkin kita butuh kerja keras selama belasan tahun. Sedangkan bagi orang lain, membeli rumah boleh jadi tak ubahnya bagaikan kita ke warung beli sebungkus kopi.

Oleh karena itu, jangan pernah mengukur sukses yang kita raih, dengan kesuksesan yang dicapai orang lain. Karena hanya akan memperkecil nilai dari hasil kerja keras kita dan pada akhirnya akan mengurangi rasa syukur kita.

Hal lain yang tidak kurang pentingnya adalah merencanakan sebuah kesuksesan. Sukses adalah sebuah perjalanan yang panjang,yang tidak jarang harus melalui jalan yang licin dan terjal dan banyak godaan

Langkah Sederhana

  • rencanakan dengan matang 
  • fokus pada tujuan yang ingin dicapai
  • kerja keras dengan cermat 
  • jangan pernah putus asa
  • hindari kebocoran sekecil apapun
  • hindari berkeluh kesah sepanjang hari
  • sabar menanti

Bila kita tidak merencanakan untuk meraih sukses dalam hidup kita, maka berarti kita merencanakan kegagalan. Jangan pernah menunda setiap kesempatan yang ada,karena kesempatan tidak selalu datang untuk kedua kalinya. Jangan lupa,tidak seorangpun dapat mengubah nasib kita kecuali diri sendiri. My destiny is in my hands and your destiny is in your hands

Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi, sebagai orang yang pernah menjalani kehidupan yang morat marit selama tujuh tahun,sehingga untuk sebungkus nasi rames saja ,tidak jarang harus berhutang.Semoga tulisan ini ada manfaatnya.

Tjiptadinata Effendi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun