Selanjutnya,kami masih makan di sana dua kali lagi tapi karena tetap uang kami tidak diterima,rasanya jadi sungkan dan hingga kini kami tidak pernah kesana lagi walaupun sudah beberapa kali diundangÂ
Kami Yang Mengundang ,Tapi Yang Bayar Orang Lain
Januari yang lalu ketika pulang ke Indonesia,karena tidak mungkin mengunjungi satu persatu sahabat dan kerabat maka kami mengundang mereka untuk makan bersama.Â
Selama 5 hari berturut turut, Ruangan VIP di lantai atas Rumah Makan Sari Minang di Jalan Juanda di Jakarta,kami booking, untuk mendapatkan kesempatan bertemu dengan anggota keluarga,sahabat lama dan mantan murid murid.
Ternyata setelah selesai makan dan Pelayan restoran memberikan Rekening tagihannya,sebelum sempat istri saya menerimanya, sudah direbut oleh salah seorang mantan murid saya.
Bahkan sudah membayar seluruh tagihan saya masih diberikan ang pau. Malamnya ketika tiba giliran santap malam bersama kerabat kami, kejadian yang sama terulang lagi. Kali ini yang membayar adalah salah seorang keponakan kami.Padahal yang ikut makan malam itu 34 orang.
Berkunjung ke Lombok Gratis
Tahun lalu ,ketika kami ke Mataram, di jemput oleh  Pak Rudy Geron ,yang adalah salah seorang Kompasianer. Datang bersama Abie isterinya. Kata pak Rudy:"Selama disini Uda jo Uni (maksudnya kami berdua) adalah tamu kami.
Jangan mengeluarkan dompet" Maka selama tiga hari kami meajdi tamu kehormatan di sana.Diajak jalan jalan kemana mana santap siang dan santap malam di berbagai restoran dan termasuk tiga malam malam menginap di Lombok Hotel, semua ditanggung sepenuhnya oleh Pak Rudy. Padahal kami belum lama saling kenal.
Apalagi Ketika Pulang Kampung
Pulang kampung kami diundang makan sana sini sehingga dalam waktu seminggu, bobot tubuh kami bertambah melar. Belum lagi sekoper penuh oleh oleh dari adik adik dan keponakan serta teman teman lama. Sungguh bagi kami berdua istilah :"No free lunch" atau tidak ada makan siang gratis.