Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Angpau di Hari Raya Ternyata Efeknya Begini

1 Juni 2019   05:47 Diperbarui: 1 Juni 2019   06:16 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Non Muslim dan tentu tidak ikut puasa,tapi anehnya menjelang Hari Raya Idul Fitri, selama beberapa hari ini pikiran merawang jauh,yakni kembali ke kampung halaman kami di kota Padang. 

Bahkan menjadi topik pembicaraan saya dan istri, tentang anak anak yang dulu masih kecil kecil dan setiap tahun kebagian Angpau dari isteri saya, ternyata sudah dewasa, bahkan sudah  bekerja. Mungkin dianggap lucu bagi orang lain atau bisa jadi dianggap efek dari usia yang sudah lewat tiga perempat abad. Tapi bagi kami berdua adalah bagian dari perjalanan hidup 

Pernah, salah satunya adalah Desy yang mengirim pesan lewat facebook sebagai berikut:

"Bapak, terima kasih sudah menerima permintaan  pertemanan Desy. Desy dikasih tahu sama Uni Yet, bahwa bapak  bisa dihubungi di facebook. Makanya dengan harap harap cemas Desy coba ajukan permintaan pertemanan via facebook kepada Bapak. Alhamdulilah, permintaan Desy diterima.

Mungkin Bapak sudah tidak ingat lagi sama Desy Dulu Setiap Idul Fitri, Desy dan teman teman sekampung, senantiasa berlebaran ke rumah Bapak, di Wisma Indah I/6 di Ulak Karang, Padang. Desy tak akan pernah melupakan, bagaimana kami anak anak diterima seperti keluarga sendiri. Terlebih Bu Lina yang selalu membagikan kami hadiah lebaran dalam bentuk uang kertas yang masih baru dicetak. 

Rumah kenangan bapak ibu, sudah tidak seperti dulu lagi, tidak ada lagi taman bunga... Setiap kali Desy lewat disini, Desy menangis. Bapak, Ibu. kapan pulang? Kami sungguh sangat merindukan Kalau berkenan, Desy mau undang bapak ibu makan nasi kapau di rumah makan: ”Dilamun Ombak “ di Ulak Karang. Ijinkanlah Desy yang traktir ya karena Desy sudah bekerja. Wassalam "Desy 


Kenangan Indah yang Tak Terlupakan

Pada awal pertama kami pindah dari Jalan Kampung Nias I/14 A, di Padang ke Komplek Wisma Indah I di Ulak Karang, kami berkunjung ke tetangga untuk  memperkenalkan diri. Terasa aneh bahwa ada non Muslim dan keturunan Tionghoa pula yang mau pindah dari zona keamanan dan kenyamanan untuk tinggal di komplek yang seratus persen warganya Muslim.

Tapi sejak awal kami sudah mempersiapkan mental karena kalau tidak ada yang berani memulai, maka selamanya akan tercipta sekat-sekat. Ada Kampung Cina, Kampung Keling, Kampung Nias, Kampung Jawa dan seterusnya. 

Pak RT pada waktu itu adalah Pak Syafri Syaun, yang sehari harian bekerja di BNI 46 sangat senang kami tinggal disana.

Sejak saat itu, maka setiap kali hari raya Imlek,anak anak yang tinggal disekitar rumah kami datang ramai ramai kerumah. Isteri saya tidak cukup menyediakan uang lembaran kertas baru karena tidak menyangka bahwa anak-anak akan datang sebanyak itu. Maka buru buru ke bank untuk menukarkan uang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun