Mega Sale Pertama Yang Kami Kunjungi
Kalau yang namanya :"Sale "sudah bukan lagi lagu baru,karena sudah sangat sering kita saksikan di Indonesia.Bahkan ada yang katanya :"Diskon hingga 90 persen,karena cuci gudang" ternyata hingga satu tahun,masih terus cuci gudang. Karena itu ,mendengarkan kata :"Sale" atau "Obral" telinga sudah tidak lagi menangkap,karena sudah dianggap suara brisik angin lalu.
Akan tetapi hari ini,secara luar biasa,bertubi tubi diberbagai media ,bahwa hari ini merupakan hari istimewa,karena untuk pertama kalinya,Supermarket yang memiliki jaringan lebih dari 900 cabang di seluruh Australia,mengadakan :"Mega Sale" dengan diskon setengah harga.untuk lebih dari 1000 jenis barang .Salah satu media menempatkan  berita ini pada Headline dengan judul:
Woolworths' MEGA half-price sale is now on -- for today only! (https://www.oversixty.com.au/finance ) Sementara media lainnya menulis:"Woolworths has slashed the prices of more than 1000 products by as much as 50 per cent in an online super sale, opening a new front in the supermarket wars. "(https://www.afr.com/business )
Ketika saya membaca berita ini,waktu hanya tersisa 3 jam lagi.Rupanya ,kami agak ketinggalan berita,karena sesungguhnya sudah dimulai sejak pagi tadi. Tapi belum terlambat untuk berburu barang barang diskon,apalagi membaca ada lebih dari seribu jenis barang yang didiskon.Â
Di Australia, penanggung jawab Supermarket,tahu persis ,kalau Sale bohong bohongan,yakni menaikan harga terlebih dulu,kemudian pura pura diturunkan,maka resikonya  adalah akan berhadapan dengan pengadilan,karena dinilai telah melakukan  pembohongan publik. Karena itu ,saya dan istri langsung meluncur ke Woolworth,yang lokasinya di Curambine. Karena jaraknya hanya sekitar 10 menit berkendara.
Mengingat kalau ada toko roti di Jakarta yang menjual dengan separuh harga dimalam hari,maka antrian yang mau beli roti setengah harga sangat panjang. Apalagi kali ini,ada lebih dari 1000 jenis barang yang akan dilelang dengan setengah harga.Ternyata ,tidak seperti yang kami bayangkan.Â
Memang tampak kesibukan orang orang yang sedang berbelanja dan kebanyakan trolley mereka berisi penuh dengan aneka ragam barang.Namun tidak ada antrian panjang dan tidak ada yang berdesak desakan.Semuanya tampak berjalan santai,karena masih ada 3 jam lagi waktu untuk memborong barang barang keperluan rumah tangga.
Kami sudah memutuskan tidak akan membeli barang barang yang tidak sungguh sungguh kami butuhkan,walaupun harganya dijual dengan diskon 50 persen. Karena itu kami fokus berbelanja daging, biskuit,kelengkapan mandi ,kacang panjang dan buncis yang sudah dibekukan dan aneka ragam barang lainnya sebelum menuju ke kasir,tampak ada Ice Cream yang juga separuh harga. Maka langsung tangan saya menyambar Ice Cream yang 1 kilogram,lumayan ntar dirumah kami habiskan berdua.Â
Lumayan,satu trolley penuh barang belanjaan ,kami bisa berhemat hampir separuh harga .Dalam hitungan,dengan mengeluarkan uang senilai untuk persiapan satu minggu belanja dapur.kini terbeli barang yang sama ,untuk persiapan selama dua minggu kedepan. Untuk pembayaran,pembeli bisa memilih,bayar sendiri melalui automatic machine atau melalui kasir.Â
Hingga kami meninggalkan lokasi,ternyata masih banyak kendaraan yang baru parkir,mungkin mereka baru pulang kerja atau baru dapat berita,bahwa ada mega diskon di Woolworth
Saya pernah iseng menanyakan kepada salah seorang karyawan disana,apakah tidak ada pembeli yang sudah ambil barang, terus hanya membayar sebagian dan langsung pergi? Jawabannya,mungkin saja ada satu dua orang yang berbuat begitu,tapi nilainya tidak berarti.Â
Hal ini disebabkan ,karena sejak dari kecil mereka sudah terdidik untuk berlaku jujur,sehingga sudah mendarah daging ,ketika menjadi dewasa. Hal ini dapat disaksikan ketika berada di berbagai Club sosial kalaupun ada minuman kopi gratis,mereka umumnya lebih suka pesan yang dibayar. Â Dengan pemikiran,biarlah orang yang tidak mampu mendapatkan minuman gratis.
Begitu juga ,ditoko Second Hands ada roti dan biskuit gratis,tapi jarang ada yang mau mengambilnya.Entah karena gengsi ataukah mereka merasa mampu membeli,tentu tidak perlu dibahas.Â
Yang penting adalah ,orang yang merasa sanggup membeli,ingat bahwa diluar sana,masih ada orang lain yang tidak mampu membeli,maka biarlah orang yang tidak mampu mendapatkannya. Walaupun Australia ,mendapatkan stigma sebagai negara sekuler dalam hal agama,tapi dalam kepedulian terhadap sesama,mereka sudah sejak dulu mempraktikan dalam hidup mereka.
Tulisan ini,bukan hendak memuji negeri orang,melainkan hanya sekedar membagi informasi,yang mungkin bermanfaat untuk memperkaya pengetahuan tentang negara tetangga kita dan tata cara mereka menjalani hidup bermasyarakat.
Tjiptadinata Effendi