Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kita Tak Mungkin Hentikan Gelombang, tapi Bisa Belajar Cara Berselancar di Atasnya

30 Maret 2018   20:27 Diperbarui: 30 Maret 2018   20:38 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: https://depositphotos.com

Niat hati ingin membantu  meringankan beban orang lain,tapi ternyata niat baik saja tidak cukup. Harus disertai dengan kearifan dalam menyampaikan niat hati kita. Karena orang yang hidup menderita atau sedang menghadapi masalah hidup yang berat,biasanya sangat sensitif dan gampang tersinggung.

Dalam kondisi biasa ,terkadang  kita bercanda dengan teman teman atau dengan keponakan kita .Misalnya setibanya di restoran, saya mengatakan :"Yuk,silakan makan sepuasnya ya. jangan segan ,saya yang traktir." .Yang diundang makan,mungkin akan menyambut ucapan kita dengan tertawa tanpa  sama sekali  merasa tersinggung.  Karena,seandainya ,kita tidak meneraktir,mereka juga bisa membayar masing masing. 

Akan tetapi bilamana ucapan yang sama dikatakan kepada orang yang hidupnya sedang bermasalah.maka ucapan yang sama,bisa jadi mendapatkan reaksi yang berbeda total. Karena  merasa kata kata yang disampaikan secara bercanda,dirasakan sangat menyinggung harga dirinya.serta  merasa diremehkan dihadapan orang banyak. Rasanya aneh,tapi hal ini sungguh sungguh terjadi. 

Sejak itu,hal tersebut saya catat dalam hati dan tidak pernah lagi mau bercanda ketika mengajak teman teman makan direstoran. Paling yang saya sampaikan adalah bahasa formal :"Silakan makan" 

Maaf, Saya Bukan Pengemis

Dilain kesempatan, ada pesan lewat WA .Sebut saja namanya  Bram.  "Om, saya lagi terbelit masalah berat. Usaha saya gagal total.  Tunggakan Kredit Card tidak mampu saya bayar dan seterusnya,bersambung dengan curhat,yang rasanya tidak perlu saya tuliskan disini..

Kalau orang sudah curhat kepada kita panjang lebar,maka kalau memang kita dapat membantu ala kadarnya,tentu tidak harus menunggu,hingga orang menyampaikan permohonan untuk minta tolong. 

Karena saya pernah merasakan bagaimana rasanya hidup susah,maka saya tergerak untuk mengatakan :" Baiklah Bram.saya ikut prihatin,mendengarkan kondisinya saat ini. Yang penting,jangan pernah berputus asa. Yakinlah ,pasti akan ada jalan keluarnya..

Maaf Bram.saya sduah pensiun,jadi saya tidak bisa banyak membantu. Yang dapat saya lakukan untuk sementara ini ,adalah membantu ala kadarnya. Tolong WA kan saya nomor rekeningnya ya. "

Tapi diluar dugaan, saya mendapatkan jawaban yang membuat saya terpana:" Om,saya bukan  mengemis " Cuma satu kalimat,namun terasa benar sangat menohok kejantung saya. Hingga larut malam, saya lakukan introspeksi diri,apakah ada kalimat saya yang nadanya tidak pas? Namun,hingga 3 kali saya baca ulang hasil chatting via WA ,sungguh saya tidak menemukan,kata kata yang rasanya dapat menyinggung perasaan orang.

Saya Menyampaikan Permohonan Maaf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun