Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merawat Hubungan Kekeluargaan dalam Keberagaman

26 Januari 2018   22:08 Diperbarui: 26 Januari 2018   22:24 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hingga saat ini dalam keluarga besar kami yang terdiri dari berbagai suku dan bangsa serta beragam latar belakang budaya maupun agama, belum pernah sekalipun timbul pertengkaran. Apalagi sampai berantem dan bermusuhan. Setiap kali kami pulang kampung, semuanya berkumpul bersama-sama, bahkan karena tempat tidak memadai, sebagian duduk dilantai. Tidak ada rasa risih atau merasa diri diasingkan, karena kami larut dalam canda.

Dalam keluarga besar kami terdapat orang Minang, Orang Aceh, Orang Jawa, Batak, Nias, Sunda, Cina, Belanda, Jerman, Australia, Turki, Italia dan seterusnya.  Hal yang selalu kami jaga bersama adalah menahan diri untuk jangan pernah membicarakan tentang hal-hal yang menyangkut :

  1. agama
  2. politik
  3. urusan pribadi
  4. asal muasal
  5. Selain Itu Kami Juga Menghindari :
  6. berbisnis antar anggota keluarga
  7. pinjam meminjam uang atau apapun

Bagi yang kehidupannya sudah termasuk mapan, paling saling memberikan bingkisan kecil untuk semakin mempererat hubungan yang sudah dijaga sejak belasan tahun lalu.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Beragam Agama
  1. Katholik
  2. Islam
  3. Kristen
  4. Budha

foto cucu cucu kami/dokumentasi pribadi
foto cucu cucu kami/dokumentasi pribadi
Ada yang jadi Suster biarawati,Pendeta, Ustazd, tapi hingga saat ini belum pernah terjadi selisih paham diantara kami. Kalau kami mengundang mereka makan dirumah kami, tidak ada yang merasa ragu, karena yakin, kami tidak akan memasak masakan yang bahannya terdiri dari babi. Rasa saling percaya dan saling menghargai seperti ini, tentu harus dipahami oleh setiap anggota keluarga. Ketika berkumpul,sewaktu kami merayakan ulang tahun pernikahan kami yang ke 50 di Jakarta,hampir seluruh anggota keluarga hadir.Dan semuanya duduk berbaur.

Bhinneka Tunggal Ika, sudah kami aplikasikan dalam keluarga besar kami tanpa ada aturan tertulis atau hal hal lain yang bersifat mengikat. Semuanya dengan ikhlas menjaga diri dan melepaskan semua  atribut yang  melekat pada diri mereka, ketika berkumpul bersama-sama. Karena itu, ketika bulan lalu cucu kami yang kedua menikah dengan gadis asal Turki yang beragama Islam, sama sekali tidak ada halangan apapun karena kami sudah terbiasa hidup dalam keberagaman yang bersifat multikultural.

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun