Belajar Sejak Dari Buaian
Dalam usia menginjak ke 74 tahun plus, sudah tidak terhitung kalinya, kami melakukan perjalanan keberbagai kota dan negara. Tidak berlebihan bila saya mengatakan ratusan kali, karena sejak tahun 1980 an, kami sudah mengawali perjalanan keseluruh nusantara dan seluruh dunia. Seharusnya dengan segudang pengalaman yang pernah dialami,antara lain :
- tiket hangus karena terlambat datang
- koper hilang
- pisau souvenir disita
- salah berkunjung kenegeri sedang bergolak
- dikejar marinir Amerika, karena menerobos masuk
- menginap di airport karena pesawat delay
- hampir tewas di Tibet, karena datang pada musim dingin
- dan seterusnya
Seharusnya dengan catatan sebegitu banyak pengalaman,saya sudah harus memahami seluruh seluk beluk perjalanan wisata dengan baik. Tetapi ternyata ada saja hal yang terlewatkan,sehingga lagi lagi harus membayar uang sekolah yang mahal.
Sebelum ke Kalgoorlie, saya sudah mencoba mencari keterangan tentang bagaimana dan apa yang hal hal menarik disana, serta tentunya mengenai akomodasi selama berada disana. Jawaban dari sahabat kami yang baru baru ini kesana, sangat mantap.yakni :
- tarif hotel sekitar 150 dolar
- tidak perlu booking
- karena ada banyak hotel
- pengunjung sedikit
- bisa sewa mobil dengan tarif 75 dolar perhari
- restoran ada dimana mana
- pokoknya siip deh
Maka dengan penuh rasa percaya diri, kami hanya mempersiapkan tiket pulang pergi dan sama sekali tidak membooking kamar hotel.Dengan pemikiran,bisa memilih hotel terdekat dengan Stasiun Kereta Api dan tarifnya oke.
Tetapi ketika kami tiba di Kalgoorie, ternyata semua hotel fully book, penuh! Dari hotel berbintang,hingga hotel tingkat kopral. sudah penuh. Bahkan motelpun penuh.
Sibuk menelpon kesana kemari,tapi jawabannya sama, yakni : "Sorry, fully book" Rupanya ada rombongan anak anak sekolah dan rombongan wisatawan dari mancanegara yang bersamaan berkunjung kesini.
Akhirnya dapat satu kamar kosong, tapi tarifnya 250 dolar permalam. Dan itupun harus menunggu jam 6.00 sore baru bisa check in. Tidak ada pilihan lain.Karena tidak mungkin kami menginap diemperan toko atau diStasiun Kereta Api
Sudah Sore Mau Makan Restoran Tutup
Usai booking hotel,kami berjalan kaki untuk mencari makan siang,karena sudah mulai sore. Tidak ada taksi yang nongkrong dan tidak ada catatan nomor taksi yang bisa dipanggil. Akibatnya jalan kakilah kami, sambil menyandang tas berisi pakaian dan laptop,serta kelengkapan charger.
Lumayan jalan kaki beberapa ratus meter ,mencari restoran .Memang banyak restoran disepanjang jalan. Ada masakan India,Thailand dan masakan China. Tapi semuanya Closed dan baru buka untuk makan malam. Jadi mereka buka untuk Breakfast, Lunch dan diner.