Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Sahabat Bisnis Paling Rentan Terputus?

14 Agustus 2017   19:09 Diperbarui: 15 Agustus 2017   05:55 1139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sahabat Bisnis Rentan Menjadi Lekang Karena Panas dan Lapuk Tersiram Hujan

Ada beragam alasan terjadinya hubungan persahabatan. Antara lain:

  • karena  memiliki kepentingan yang sama
  • merasa sama senasib di rantau orang
  • sama sama berada ditempat terpencil
  • Saling membutuhkan
  • Karena kesamaan profesi
  • Adanya kesamaan hobi
  • berada dalam satu komunitas yang sama
  • sahabat karena adanya hubungan bisnis

Yang paling rentan dan paling mudah berakhir adalah hubungan persahabatan karena berdasarkan bisnis. Karena sudah terpola dan berpijak pada pemikiran bahwa selama saling menguntungkan,maka persahahatan akan berlanjut. Akan tetapi bilamana salah satu dari antaranya dianggap sudah tidak lagi menguntungkan ,maka sejak saat itu hubungan persahabatan akan mulai meredup. Dan ibarat lampu mulai kehabisan bahan bakar,semakin redup dan akhirnya padam sama sekali.

Bayangkan selama bertahun tahun ,setiap hari saling menelpon,berdiskusi,sarapan pagi bersama di Kedai Kopi ,Bahkan saling berkunjung dan berbicara masalah bisnis,hingga larut malam . Keluarga juga sudah saling berkenalan dan sudah bagaikan satu keluarga.Tetapi ternyata persahabatan yang dibangun berdasarkan saling menguntungkan,sangat rapuh .Mudah melekang oleh sinar mentari dan gampang lapuk terkena hujan dan badai kehidupan

Pengalaman Pribadi

Seminggu setelah saya pamitan dengan teman teman bisnis, karena kami memutuskan untuk pindah ke Jakarta,tidak ada lagi telpon yang masuk. Padahal selama ini hubungan sangat baik. Dan tidak satu senpun saya pernah merugikan sahabat bisnis saya. Prinsip hidup saya adalah lebih baik saya menanggung ruginya,daripada menyebabkan sahabat saya merugi. Dan prinsip ini tetap saya pertahankan hingga hari akhir saya menjadi Pengusaha. Tidak satu senpun saya berhutang kepada mereka.

Rasanya bagaikan mimpi buruk,begitu sudah tidak  aktif lagi,padahal kami masih tinggal dirumah yang sama di Wisma Indah I,tapi tak ada telpon dan tak ada kunjungan dari salah seorang sahabat bisnis saya. Rasanya bagaikan terhempas kedalam lubang yang dalam tak berdasar.

Hingga hari terakhir kami akan meninggalkan rumah ,yang datang justru bukanlah sahabat bisnis saya,melainkan sahabat yang sama sekali tidak ada hubungan bisnis ,yakni Pak Haji Andri,(nama sebenarnya) yang tinggal di Parupuk Tabing. Selain itu yang datang kerumah adalah Pak Syafrie Syaun,Ketua RT kami dan seluruh tetangga di Wisma Indah dan dokter Indrama (alm) dan teman teman lain ,yang sama sekali tidak ada hubungan mengenai urusan uang.

Padahal kami berbeda dalam banyak hal. Beda suku,beda budaya dan beda agama ,serta sama sekali tidak ada kesamaan profesi.

Memang tidaklah adil bilamana pengalaman pribadi yang pahit,dijadikan patokan,bahwa semua sahabat bisnis berprilaku sama seperti itu..Tapi setidaknya saya sudah membagikan pengalaman hidup saya,yang mungkin berguna bagi orang lain.Agar kelak jangan sampai mengalami kekecewaan mendalam,seperti yang sudah saya rasakan.

Sekilas Catatan Tentang Berkongsi Dagang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun