Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Kerja "Under Pressure", Gimana Sih Cara Menghadapinya?

3 Maret 2017   07:28 Diperbarui: 3 Maret 2017   08:34 7344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sakit kepala,akibat kerja under pressure. ilustrasi gambar : dokumnetasi pribadi

Dilanjutkan dengan makan siang ,sambil berleha leha ,menyambung ngobrol lagi,hingga tanpa terasa sudah sore dan waktunya pulang,Hampir tidak ada yang dikerjakan,selain dari menikmati hidup secara tidak patut,karena kita dibayar perusahaan untuk bekerja,bukan untuk datang,duduk dan ngrumpi sana sini.Baru ketika sudah dekat deadline atau waktu yang ditentukan untuk memenuhi target pekerjaan,atau surat peringatan ,bahwa kalau tidak memenuhi target,maka kita akan diterminasi, maka barulah mulai terburu buru bekerja pontang panting. Maka muncullah istilah:"saya kerja under pressure!"

Menyiasati Kerja 

Pahamilah apa yang sesungguhnya menjadi target kita atau apa saja yang harus dikerjakan. Kemudian mulailah dengan menyusun jadwal kegiatan. Kita bukan mesin dan bukan robot,yang dapat bekerja terus menerus selama 24 jam sehari.Wajar ada waktu bersosialisasi dengan teman teman sekantor dan menikmati makan siang dengan santai. Tapi jangan lupa bahwa target kita harus dipenuhi.

  1. Menyusun prioritas:
  2. mana yang patut didahulukan
  3. mana yang di nomor duakan

jangan sampai mendahulukan melakukan hal hal yang disukai,tapi lakukanlah terlebih dulu,apa yang menjadi tugas atau target kita. Baik kita bekerja pada orang lain,maupun sebagai pengusaha sendiri.Fokuslah pada pekerjaan. Ada waktu berkerja dan ada waktu untuk bersantai ,serta ada waktu untuk bersosialisasi dengan berinteraksi dengan lingkungan dimana kita hidup.Tapi jangan diaduk,misalnya bekerja sambil bersantai ria atau dalam melakukan pekerjaaan,masih terus memainkan HP ditangan.Apapun yang dilakukan out of focus,pasti akan gagal.

Kerja keras itu baik dan  penting,tapi jauh lebih penting adalah kerja keras dengan cerdas. Karena orang yang hanya bekerja mengandalkan otot semata,tanpa menggunakan otaknya,maka ia hanya layak jadi kuli di pasar atau diterminal bus. Kalau mau maju,harus kerja keras dengan otot dan  dengan menggunakan akal budi kita. Perusaahaan maju,kita juga akan ikut maju. Perusahaan bangkrut, pasti kita juga akan didepak.Under pressure atau kerja dibawah tekanan,sesungguhnya terjadi,lantaran kita menyia nyiakan waktu. Namun,banyak orang yang tidak mau mengakui secara jujur,dengan melemparkan kesalahan pada Boss. Yang dikatakan cerewet,bawel dan sebagainya. Padahal ,kalau ingin maju,seharusnya setiap orang jujur pada dirinya sendiri,baru bisa diharapkan jujur juga pada orang lain.

Untuk Hindari Jebakan Kerja Under Pressure

  • Masuk kantor,jangan sentuh koran atau apapun yang tidak ada hubugan dengan pekerjaan
  • mulailah bekerja
  • jangan tunggu boss datang baru mulai kerja
  • tunda acara ngrumpi atau diskusi politik
  • jangan lupa ,ini waktunya untuk bekerja
  • kalau harus mengunjungi nasabah,maka kunjungilah ,jangan tunda
  • harus membuat konsep surat,kerjakanlah
  • lakukan semuanya pada waktunya dan pada tempatnya
  • lakukanlah apa yang dapat dikerjakan hari ini,jangan tunda

Kata kuncinya adalah mencintai pekerjaan kita,pintar membagi waktu dan bekerja dengan cerdas. Kalau hal ini sudah diterapkan,maka kita tidak akan terjebak pada situasi kerja dibawah tekanan. Mudahkan?

Kalau hidup bisa dipermudah,mengapa kita buat menjadi sulit?

(tulisan ini adalah petikan dari pengalaman hidup Penulis sendiri. Pernah jadi kuli dua tahun ,Sopir bemo,karyawan ,Sales,Guru dan Pengusaha )

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun