Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Uang Memang Bukan Segalanya,tapi Segalanya Butuh Uang

10 Januari 2016   19:43 Diperbarui: 11 Januari 2016   08:54 11542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disinilah kedewasaan dalam cara berpikir dan bersikap kita dituntut, untuk secara arif dan bijak membedakan, mana hal yang patut dijadikan pegangan, mana yang perlu menengok situasi dan kondisi.

Pikiran Mendahului Realita

Membayangkan pensiun duduk dikursi goyang sambil mangku cucu? Itu sudah kuno,sebuah paradigma atau cara berpikir yang sangat keliru, Yang akibatnya menciptakan manusia manuisa lanjut usia yang patut dikasihani, Menjadi manusia yang kehilanan hasrat hidup dan hanya menunggu dikasihani anak cucu.Alangkah menyedihkan hidup seperti ini

Hidup tanpa akitivitas,akan menjadi jenuh dan tidak bernilai. Kita boleh saja melambungkan angan kita setinggi bintang dilangit,tetapi jangan lupa bahwa kita hidup dialam yang bersifat dinamika. Hidup itu selalu bergerak dan sehebat apapun seseorang ,tidak ada manusia yang mampu menggengam kehidupan dalam genggaman tangannya,

Hidup bergerak dari waktu kewaktu dan dari satu sudut ke sudut lainnya. Siapa saja yang hidup statis dan bersikap menunggu , maka ia akan terlibas oleh arus kehidupan .Hidup tidak selalu lemah lembut, Hidup tidak dapat memilah dan membedakan mana orang muda dan mana orang tua,semua diperlakukan sama.

Tidak jarang hidup itu keras dan bengis,serta tidak berbelas kasih,,Betapapun seorang anak manusia meratapi nasibnya,yang sudah terlanjur buruk,tidak akan mengubah apapun,,

  • Jangan memanjakan diri secara keliru dan menanamkan dalam diri bahwa :
    saya sudah tua,
  • sudah patut pensiun
  • dan hidup bersantai ,
  • sambil duduk dikursi goyang”

Sesekali memanjakan diri,duduk santai diteras rumah ,sambil menikmati secangkir kopi ,tentu saja hal yang sangat wajar dan baik. Kalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri,bagaimana orang lain bisa menghargai

Namun membiarkan pikiran terbius,bahwa hidup itu akan enak selamanya ,adalah sebuah kesalahan,yang kelak akan diratapi selamanya,Kitalah yang menggiring masa depan kita,sesuai dengan apa yang kita rancang dan yakini. Karena pikiran mendahului suatu realita. Karena itu perlu sesekali melakukan introspeksi diri, agar jangan sampai salah menentukan arah hidup kedepan.

Konsep Hidup Tergantung Dari Pikiran Yang Mengendap

Tulisan ini tidak bermaksud menggurui siapapun, Hanya sekedar berbagi pengalaman hidup sendiri dan juga belajar dari pengalaman hidup orang lain

Memutuskan sesuatu.apalagi hal itu tidak hanya menyangkut harkat hidup kita pribadi ,tetapi juga akan membawa dampak pada kehidupan keluarga dan anak cucu kita. Alangkah lebih baik,bila kita mempertimbangkan secara bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun