Mohon tunggu...
Tifano Choir
Tifano Choir Mohon Tunggu... -

sukses dengan caraku sendiri. seorang mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan yang menganggap tidak hanya dengan organisasi kita dapat sukses. pemilik dari tulisanadalahnyawa.blogspot.com , pemilik akun @tjhoirfano

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mereka Sebut Galau

27 Maret 2012   08:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:25 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benar kata Bob Sadino, memang sejatinya hidup ini tak perlu ada harapan dan tujuan. Jika kita punya tujuan dan tujuan itu tak tercapai tentunya akan sangat membebani hati. Jika kita punya harapan dan tak tergapai tentunya juga sangat akan pedih. Percayakan semua urusan pada Sang Pencipta, jika kau percaya semua akan menuju padamu. Seperti lagu dari last child yang berjudul seluruh nafas ini, kurang lebih menceritakan sebuah penyesalan yang dalam tetapi tak berharap, akan tetapi tetap yakin. Dalam lagu tersebut hanya ada kepercayaan yang mendalam, seperti liriknya “disaat ku tertatih tanpa kau disini, kau tetap kunanti demi keyakinan ini, jika memang dirimulah tulang rusukku, kau akan kembali pada tubuh ini, ku akan tua dan mati dalam pelukmu, untukmu seluruh nafas ini”. Kan ku serahkan semua pada Sang Pencipta, jika memang dia adalah Jodohku, ku yakin Sang Pencipta akan mengembalikannya padaku.

Ada saatnya di mana kita mendapati sebuah ponsel berubah fungsi yang tadinya sebagai alat komunikasi, buat telponlah, sms lah, tapi pada saat yang mereka sebut galau ponsel berfungsi sebagai alat pemutar music, pemutar radio, alat pembuka gambar dan sebagainya. Dan pada masa yang mereka sebut galau kau akan menemukan banyak sekali lagu yang menggambarkan suasana hatimu baik disengaja maupun tak disengaja.

Sering aku berpikir, apakah Sang Pencipta sedang cemburu padaku? Karena telah lama aku tak melakukan sesi curhat terhadap-Nya. Sehingga Dia dengan sengaja memberikan situasi yang seperti ini padaku. Jika memang benar demikian aku sangat berterimakasih terhadap-Nya, karena mungkin Ia terlalu sayang padaku dan ingin bercengkrama denganku lagi. Tapi aku selalu Bercengkrama pada Sang Pencipta tentang seorang wanita, aku terlalu rindu padanya sehingga rinduku itu hanya dapat tersalurkan melalui doa. Entah berapa kali namanya dalam setiap selesai sholat aku ucapkan, tentunya setelah nama orang tua dan keluargaku. Namanyalah kedua terbanyak yang kuucapkan. Maafkan aku Ya Allah, semoga aku tak membuatmu cemburu lagi. Aku hanya ingin mencintainya dan menyayanginya dengan melalui jalanmu Ya Allah, ridhoilah.

Tulisan ini juga dapat dibaca pada blog saya tulisanadalahnyawa.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun