Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda.
  (Siasat Th IX, No 442, 1955)
Ada pula penyair yang lebih suka memilih diksi yang jenaka, sederhana tapi punya daya pukau tersendiri justru karena kejenakaan dan keluguannya. Marilah kita perhatikan diksi-diksi puisi Joko Pinurbo di bawah ini
TIKUS
Banyak orang begitu jijik dan benci pada tikus, tapi
perempuan lajang yang tinggal sendirian di rumahnya yang
besar itu justru merasa tentram bersahabat dengan
tikus-tikus yang mencericit terus tiada hentinya. Entah
berapa tikus berumah di rumahnya. Dan setiap hari ada saja
tikus mati, lalu dengan sedih ia buang ke selokan
Sebelum tidur, sambil mengantuk, ia sempatkan membaca