Dia sadar, "Aku bahkan nggak tahu mainan ini bentuknya apa."
Hari itu, ia memutuskan mundur dari pekerjaannya.
Bukan karena menyerah, tapi karena ingin hadir.
Awalnya sulit.
Orang tua sempat protes, "Laki-laki kok di rumah?"
Teman-temannya bercanda, "Wah, kamu di bawah ketiak istri, nih?"
Tapi seiring waktu, Dika justru menemukan hal yang tak pernah bisa dibeli dengan gaji besar, suara tawa anaknya setiap pagi, rasa damai melihat rumah rapi, dan kedekatan yang tak ternilai.
Antara Hilang Identitas dan Menemukan Arti Baru
Yang paling berat dari menjadi bapak rumah tangga bukan pekerjaan rumahnya.
Tapi hilangnya status sosial.
Ketika orang bertanya, "Kerja di mana sekarang?", dan kamu menjawab, "Aku di rumah," reaksi yang muncul seringkali berupa senyum canggung.
Padahal, tanggung jawabnya sama besarnya, bahkan kadang lebih.