Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Nadiem Makarim, Dari Menteri Visioner ke Terpidana Kasus Korupsi!

4 September 2025   23:53 Diperbarui: 4 September 2025   22:04 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mantan Mendikbudristek 2019-2024 Nadiem Makarim menggunakan rompi tahanan berjalan keluar usai pemeriksaan di Jampidsus, Kejaksaan Agung BAYU PRATAM

Hari Kamis, 4 September 2025, halaman Gedung Kejaksaan Agung mendadak menjadi panggung drama besar. Di sana, seorang pria berwajah datar berjalan pelan dengan tangan terborgol, dikawal ketat aparat. Tubuhnya dibalut rompi pink khas tahanan korupsi. Pria itu bukan orang biasa. Ia adalah Nadiem Anwar Makarim, mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi periode 2019--2024 sekaligus pendiri Gojek, startup kebanggaan Indonesia.

Publik yang dulu mengenalnya sebagai simbol anak muda visioner kini menyaksikan kontras yang menyakitkan, dari sorotan panggung internasional ke balik jeruji tahanan. Saat kamera menyorot, Nadiem tetap menjaga ketenangan. Dengan nada lirih ia berkata,

"Saya tidak melakukan apa pun. Tuhan akan melindungi saya, kebenaran akan keluar."

Ucapan itu bagai tamparan bagi banyak orang, benarkah sang menteri idealis itu bersalah, atau ia hanya terseret arus besar politik dan birokrasi?

Nadiem Makarim ditetapkan tersangka kasus korupsi Chromebook Rp1,98 T, bantah tuduhan, publik terbelah antara simpati dan kekecewaan. - Tiyarman Gulo

Dari Gojek ke Kursi Menteri

Sebelum kasus ini mencuat, nama Nadiem identik dengan inovasi. Sebagai pendiri Gojek, ia membuktikan bahwa anak muda Indonesia bisa membangun perusahaan teknologi kelas dunia. Gojek bukan sekadar aplikasi transportasi, melainkan ekosistem digital yang mengubah cara masyarakat bergerak, bekerja, bahkan makan.

Tahun 2019, Presiden Joko Widodo menunjuknya menjadi Mendikbudristek. Saat itu, banyak orang optimistis, dengan latar belakang startup, Nadiem dianggap bisa membawa napas baru bagi pendidikan Indonesia yang sering dianggap kaku dan tertinggal.

Program-program seperti Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, hingga digitalisasi sekolah menjadi jargon utama. Di mata banyak guru muda, Nadiem adalah simbol harapan bahwa pendidikan tak lagi terjebak di masa lalu.

Namun, perjalanan itu ternyata tak berakhir manis.

Chromebook Masuk Sekolah

Salah satu gebrakan besar Nadiem adalah mendorong pemanfaatan teknologi dalam pendidikan. Pandemi Covid-19 2020 memperkuat alasan ini, sekolah harus beradaptasi dengan pembelajaran jarak jauh.

Dalam periode tersebut, muncullah kebijakan pengadaan laptop Chromebook untuk sekolah. Chromebook dipilih karena dianggap ringan, mudah digunakan, dan terintegrasi dengan ekosistem Google for Education. Bagi sebagian orang, langkah ini masuk akal, murid butuh perangkat digital, dan Chromebook adalah solusi yang relatif murah dibanding laptop Windows atau Mac.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun