Beda Kelas Aset. Punya saham, obligasi, dan properti.
Beda Industri. Di dalam saham, punya saham bank, konsumer, teknologi, dll.
Beda Wilayah. Punya aset di Indonesia dan di luar negeri.
Dengan begitu, jika satu keranjang jatuh, telur-telur di keranjang lain masih aman. Kinerjanya akan saling menyeimbangkan, membuat portofoliomu lebih stabil.
Rambu 6 Waspadai 'Biaya Parkir' Tersembunyi (Waspadai Biaya)
Biaya adalah musuh sunyi dalam investasi. Ia mungkin terlihat kecil, tapi perlahan-lahan ia menggerogoti keuntunganmu tanpa kamu sadari. Biaya ini bisa berupa biaya transaksi (saat jual-beli), biaya manajemen (untuk reksa dana), atau rasio pengeluaran lainnya.
Bayangkan kamu sedang liburan dan setiap kali parkir, kamu dikenakan biaya. Sekali mungkin tidak terasa. Tapi kalau kamu parkir puluhan kali, total biayanya bisa sangat besar.
Untuk itu, pilihlah instrumen dengan biaya rendah, seperti reksa dana indeks atau ETF (Exchange-Traded Fund), yang umumnya memiliki biaya manajemen lebih murah daripada reksa dana yang dikelola aktif. Selalu periksa detail biaya sebelum berinvestasi.
Rambu 7 Percaya pada GPS-mu, Bukan Perasaanmu (Tetapkan Rencana & Jangan Panik)
Pasar itu pasti akan naik-turun. Saat pasar anjlok (merah menyala), insting alamimu akan berteriak, "JUAL! JUAL! SELAMATKAN DIRI!" Sebaliknya, saat pasar meroket gila-gilaan (hijau di mana-mana), instingmu akan berkata, "BELI! BELI! JANGAN SAMPAI KETINGGALAN!"
Mengikuti perasaan ini adalah resep bencana. Jalan terbaik adalah dengan memiliki rencana investasi yang jelas sejak awal (kembali ke Rambu #1) dan berpegang teguh padanya. Rencanamu adalah GPS-mu. Saat cuaca buruk dan jalanan berkabut, jangan panik dan banting setir. Percayalah pada GPS yang sudah kamu atur. Ingat, dalam jangka panjang, pasar cenderung naik. Penurunan adalah diskon, bukan kiamat.
Mentalitas Sang Juara (Menjaga Pikiran Tetap Waras)
Investasi bukan hanya soal angka, tapi juga soal psikologi.
Rambu 8 Hindari Ikut-ikutan 'Klakson' yang Ramai (Hindari Ikut Tren/FOMO)
Sangat mudah tergoda oleh saham atau aset yang sedang "viral" dan dibicarakan semua orang. Ini disebut FOMO (Fear Of Missing Out). Masalahnya, saat sebuah berita sudah ramai, sering kali harganya sudah di puncak. Kamu yang ikut-ikutan membeli justru berisiko membeli di harga mahal, tepat sebelum harganya kembali normal (turun).
