Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Sandiwara Proyek Jalan Rp231 M di Sumut yang Digasak Mafia Kerah Putih

1 Juli 2025   11:00 Diperbarui: 30 Juni 2025   16:13 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto Copyright (c) 2016 TEMPO.CO 

Skandal ini tak berhenti di level dinas. Nama Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, ikut terseret dalam pusaran pertanyaan. KPK secara terbuka menyatakan tidak akan ragu memanggil sang gubernur jika ditemukan adanya kaitan, baik aliran dana maupun perintah.

"Kalau ada kaitannya... tidak harus selalu ada aliran uang, termasuk ke gubernur, itu, kami akan panggil tentunya," ujar Asep Guntur, sebuah pernyataan yang membuka kemungkinan penyelidikan ke level tertinggi di provinsi itu.

Menanggapi hal ini, Bobby Nasution menunjukkan sikap kooperatif. "Kami di Pemprov Sumut, baik itu bawahan maupun atasan yang ada menerima aliran dana wajib memberikan keterangan sesuai proses hukum," tuturnya. Pintu pemeriksaan kini terbuka lebar.

Inilah Daftar Jalan yang Seharusnya Mulus

Pada akhirnya, korban utama dari praktik kotor ini adalah masyarakat. Uang yang seharusnya menjadi aspal berkualitas, menjadi jalan yang aman dan nyaman, justru menguap. Berikut adalah daftar proyek yang menjadi sasaran "tarif siluman" tersebut.

  • Pembangunan Jalan Sipiongot--Batas Labusel (Rp 96 Miliar).

  • Pembangunan Jalan Hutaimbaru--Sipiongot (Rp 61,8 Miliar).

  • Preservasi dan Rehabilitasi Jalan Simpang Kota Pinang--Gunung Tua--Simpang Pal XI (berbagai proyek dengan total puluhan miliar rupiah).

Setiap nama jalan di atas adalah janji yang dikhianati. Janji pemerintah untuk menyediakan infrastruktur yang layak, yang kini terungkap telah dicederai oleh praktik korupsi yang sistematis dan terstruktur.

Kasus ini adalah pengingat pahit bahwa di balik setiap proyek pembangunan, ada potensi celah yang bisa dimanfaatkan. Dan tugas kita sebagai publik adalah terus mengawasi, karena uang yang mereka korupsi bukanlah angka abstrak di atas kertas, melainkan uang dari pajak kita, untuk jalan yang kita lewati setiap hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun