Coba bongkar sebentar laci tua di rumah, kotak kaleng biskuit peninggalan nenek, atau dompet usang milik ayah Anda. Di antara tumpukan barang kenangan, mungkin Anda akan menemukan sebuah koin perak yang sedikit lebih besar dari koin biasa. Gambarnya seekor orangutan yang sedang bergelantungan.
Mungkin Anda hanya akan tersenyum, menganggapnya sekadar kenangan masa lalu yang tak berarti.
Tunggu dulu. Bagaimana jika saya katakan bahwa koin yang terlihat sepele itu, jika kondisinya sempurna, bisa Anda tukarkan dengan uang tunai lebih dari Rp3.400.000 hari ini? Ya, Anda tidak salah baca. Kita sedang membicarakan koin pecahan Rp5.000 keluaran tahun 1974, sebuah harta karun tersembunyi yang kini menjadi primadona di kalangan kolektor dunia.
Koin kuno Rp5.000 Orangutan 1974 dari perak kini bernilai jutaan rupiah. Kelangkaan, kondisi sempurna, & sertifikasi membuatnya jadi incaran kolektor. - Tiyarman Gulo
Bukan Sekadar Uang Logam, Ini Kepingan Perak Murni
Pertanyaan pertama yang mungkin muncul di benak Anda, "Apa yang membuatnya begitu mahal?" Jawabannya terletak pada bahan dasarnya. Lupakan uang koin zaman sekarang yang terasa ringan dan 'biasa saja'. Koin ini punya 'bobot' berbeda, baik secara harfiah maupun kiasan.
Koin Rp5.000 Orangutan ini dicetak menggunakan logam perak asli (silver). Di tahun 1970-an, beberapa uang koin Indonesia memang sengaja dibuat dari logam mulia sebagai bagian dari seri khusus. Ini membuatnya tidak hanya bernilai sebagai alat tukar pada masanya, tetapi juga memiliki nilai intrinsik, nilai dari bahan perak itu sendiri, yang terus meningkat seiring waktu. Jadi, sejak awal kelahirannya, koin ini memang sudah 'ningrat', bukan uang receh sembarangan.
Di Balik Gambar Orangutan
Keistimewaannya tidak berhenti di situ. Coba perhatikan desainnya. Gambar orangutan yang ikonik itu bukan pilihan acak. Ini adalah sebuah pernyataan.
Di era 1970-an, kesadaran global tentang pelestarian satwa langka mulai menggema. Dunia mulai khawatir dengan nasib spesies-spesies yang terancam punah. Pemerintah Indonesia, melalui Peruri, dengan cerdas menangkap semangat zaman itu. Mereka tidak membuat poster atau iklan, melainkan mengabadikan isu tersebut di atas uang.
Dengan mencetak gambar orangutan, satwa endemik kebanggaan Indonesia, pada koin perak, Indonesia secara halus ikut dalam kampanye konservasi global. Setiap keping koin ini seolah berbisik, "Kami adalah bangsa yang peduli dengan kekayaan alam kami." Ini adalah cara yang sangat elegan untuk menggabungkan ekonomi, seni, dan pesan pelestarian. Koin ini adalah bukti bahwa uang bisa menjadi medium edukasi yang kuat.
Rahasia di Balik Kode MS-66
Nah, di sinilah ceritanya menjadi semakin menarik dan menjelaskan kenapa harganya bisa meroket gila-gilaan. Koin yang laku jutaan rupiah itu bukanlah koin yang sudah baret-baret karena dipakai jajan bakso. Koin idaman para kolektor adalah yang memiliki sertifikat khusus.
Salah satu lembaga sertifikasi koin paling bergengsi di dunia adalah NGC (Numismatic Guaranty Corporation) dari Amerika Serikat. Mereka adalah 'juri' profesional yang akan menilai kondisi sebuah koin kuno. Koin Rp5.000 Orangutan yang paling dicari adalah yang mendapatkan grade MS-66.
Apa artinya MS-66? Gampangnya begini,
MS adalah singkatan dari Mint State, artinya kondisi koin masih sama persis seperti saat baru keluar dari mesin cetak Peruri 50 tahun yang lalu. Belum pernah tersentuh tangan kotor, belum pernah masuk kantong, dan belum pernah beredar di masyarakat. Istilah gaulnya, masih "perawan".
Angka 66 (dari skala 1-70) menunjukkan tingkat kesempurnaan yang sangat tinggi. Hampir tidak ada cacat yang terlihat mata telanjang.
Menemukan koin berusia setengah abad dalam kondisi seperti ini ibarat menemukan mobil klasik di garasi tua yang plastiknya bahkan belum dilepas. Sangat langka, sangat sulit, dan itulah yang membuat para kolektor rela "perang harga" untuk memilikinya. Sertifikat NGC ini adalah jaminan keaslian dan kualitas yang menaikkan nilainya berkali-kali lipat.
Dari Koleksi Kebanggaan Menjadi Aset Investasi Menggiurkan
Bagi sebagian orang, mengeluarkan jutaan rupiah untuk sekeping koin mungkin terdengar gila. Tapi bagi para numismatik (kolektor uang kuno), ini adalah gairah sekaligus investasi cerdas.
"Orang awam mungkin lihatnya cuma uang lama, tapi bagi kami ini adalah sepotong sejarah yang bisa dipegang. Ada kebanggaan tersendiri," kata Asep Hermawan, seorang kolektor asal Bandung yang berhasil memiliki salah satu keping langka ini.
Prinsipnya sederhana: permintaan tinggi, sementara barangnya semakin langka dan tidak akan diproduksi lagi. Ini membuat harga koin Rp5.000 Orangutan diprediksi akan terus menanjak. Ia bukan lagi sekadar hobi, melainkan aset investasi alternatif yang unik, mirip seperti lukisan atau jam tangan mewah.
Tertarik Berburu Harta Karun Ini? Perhatikan Hal Berikut!
Mungkin setelah membaca ini, Anda jadi semangat untuk mulai berburu. Boleh saja, tapi tetap waspada. Berikut panduan singkat untuk calon pemburu koin langka:
- Dunia barang antik penuh dengan pemalsuan. Untuk koin bernilai tinggi, carilah yang sudah memiliki sertifikasi resmi dari lembaga terpercaya seperti NGC atau PCGS.
- Hindari koin yang tergores parah, berkarat, atau kotor. Semakin mulus, semakin mahal.
- Jika Anda berhasil mendapatkannya, simpan dalam wadah kedap udara (seperti kapsul koin) untuk melindunginya dari kelembaban dan oksidasi.
- Bergabunglah dengan komunitas numismatik yang kredibel atau beli dari balai lelang terkemuka untuk menghindari penipuan.
Lebih dari Sekadar Rupiah
Koin Rp5.000 Orangutan 1974 ini adalah pelajaran berharga. Ia mengajarkan kita bahwa nilai sebuah benda tidak selalu terletak pada angka yang tertulis di atasnya. Nilainya bisa datang dari sejarah yang menyertainya, kelangkaannya, bahan pembuatnya, dan cerita yang ingin disampaikannya.
Jadi, lain kali Anda menemukan uang kuno di sudut rumah yang berdebu, jangan buru-buru menyingkirkannya. Tataplah lebih dekat. Siapa tahu, Anda tidak hanya sedang memegang sekeping logam, tetapi juga sepotong sejarah bangsa yang nilainya bisa membuat Anda terkagum-kagum.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI