Lyfe - Setiap menjelang Lebaran, pasar-pasar di seluruh Indonesia menjadi pusat aktivitas yang penuh warna. Dari lorong-lorong pasar tradisional hingga mall modern, masyarakat sibuk mencari kebutuhan untuk menyambut hari raya. Namun, bagaimana kondisi pasar tahun ini? Apakah harga-harga mengalami kenaikan drastis? Bagaimana perubahan perilaku konsumen di era digital?
Menjelang Lebaran, pasar ramai dengan lonjakan harga bahan pokok. Konsumen beralih ke belanja online, sementara pemerintah berupaya menjaga stabilitas harga. - Tiyarman Gulo
Aktivitas Pasar
Di berbagai daerah, pasar tradisional mengalami lonjakan aktivitas yang luar biasa. Para pedagang menggelar lapak mereka lebih awal, sementara pembeli berdesakan mencari bahan makanan, kue kering, hingga pakaian baru. Suasana yang padat dan penuh antusiasme menjadi ciri khas pasar tradisional menjelang Lebaran.
Sebaliknya, beberapa pasar modern justru melaporkan kondisi yang lebih lengang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Misalnya, di Bandung Timur, salah satu pusat perbelanjaan tetap ramai, tetapi tidak terjadi antrean panjang. Fenomena ini menunjukkan pergeseran pola belanja masyarakat yang semakin memilih waktu berbelanja yang lebih fleksibel atau bahkan beralih ke platform online.
Selain itu, pusat perbelanjaan besar seperti Pasar Tanah Abang mengalami penurunan jumlah pengunjung yang datang langsung. Banyak pembeli kini lebih mengandalkan transaksi daring, baik melalui marketplace maupun media sosial. Perubahan ini tentu berdampak pada omzet pedagang yang masih bergantung pada transaksi konvensional.
Fluktuasi Harga Bahan Pokok
Menjelang Lebaran, kenaikan harga bahan pokok seolah menjadi tradisi tahunan. Data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional per 26 Maret 2025 menunjukkan bahwa sejumlah komoditas mengalami lonjakan harga, seperti :
- Cabai merah : Rp 95.400 per kilogram
- Daging ayam : Rp 40.000 per kilogram
- Minyak goreng : Rp 17.500 per liter
- Bawang merah : Rp 42.000 per kilogram
- Beras premium : Rp 15.000 per kilogram
Namun, tidak semua wilayah mengalami kenaikan harga yang sama. Di beberapa daerah seperti Tangerang, harga bahan pokok relatif stabil dengan kenaikan yang tidak terlalu signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi dan ketersediaan stok masih cukup baik, meskipun permintaan meningkat.
Beberapa faktor utama yang menyebabkan fluktuasi harga menjelang Lebaran antara lain :
- Permintaan Tinggi -- Konsumsi masyarakat meningkat drastis, terutama untuk bahan makanan dan keperluan Lebaran.
- Distribusi yang Tidak Merata -- Kendala dalam transportasi dan logistik sering kali menyebabkan keterlambatan stok di beberapa daerah.
- Spekulasi Pedagang -- Beberapa pedagang menahan stok mereka untuk menaikkan harga saat permintaan memuncak.
- Kondisi Cuaca -- Cuaca ekstrem dapat mempengaruhi hasil panen dan berdampak pada ketersediaan barang di pasar.
Perubahan Perilaku Konsumen
Tren belanja online semakin mendominasi pola konsumsi masyarakat. Kini, banyak orang yang lebih memilih membeli bahan makanan dan kebutuhan Lebaran melalui e-commerce atau marketplace daripada berdesak-desakan di pasar. Alasan utama pergeseran ini adalah kenyamanan, promo menarik, dan pilihan yang lebih luas.
Menurut survei terbaru, sekitar 65% masyarakat perkotaan lebih memilih belanja online dibandingkan datang langsung ke pasar. Selain itu, metode pembayaran digital juga semakin digemari, terutama dengan adanya promo cashback dan diskon tambahan dari aplikasi e-wallet.
Dampak dari tren ini cukup dirasakan oleh pedagang pasar tradisional, terutama mereka yang belum mengadopsi sistem penjualan daring. Beberapa pedagang di Pasar Tanah Abang misalnya, melaporkan adanya penurunan jumlah pembeli yang datang langsung ke toko fisik, terutama untuk produk fashion dan elektronik.
Dampak Ekonomi
Meskipun ada lonjakan aktivitas pasar, daya beli masyarakat tetap menjadi perhatian. Situasi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil membuat banyak orang lebih selektif dalam berbelanja. Sebagian besar konsumen kini lebih memilih membeli kebutuhan esensial dibandingkan barang-barang sekunder seperti perhiasan atau gadget.