Mohon tunggu...
Tiyah Wahyuni
Tiyah Wahyuni Mohon Tunggu... Guru - Perempuan

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pendidikan Gender Pada Anak Usia Dini

27 September 2018   20:03 Diperbarui: 27 September 2018   20:41 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Sebelumya kita harus tahu terlebih dahulu apa itu gender. Gender ialah suatu konsep yng mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial dan budaya. Pada masa anak-anak penting bagi seorang pendidik untuk menanamkan norma da arahan yang baik dan benar, karena pada masa ini terbuka lebar bagi seorang pendidik untuk memberikan stimulus pada anak. 

Menurut salahudin (2000) dalam perkembangan ank terdapat masa-masa sensitif yang ditandai dengan anak tertarik dengan suatu objek atau karakteristik tertentu dan cenderung mengabaikan objek yang lain. Salah satu masa sensitif pada perkembangan anak adalah sensitif pada sosial kehidupan.

 Berkenaan dengan tugas perkembangan sosial pada anak, orang tua sebagai orang terdekat dengan anak sebaiknya memberikan pemahaman mengenai masalah identitas, sosial kehidupan, dan yang paling terpenting adalah gender. Namun banyak orang tua yang beranggapan bahwa masalah gender adalah masalah yang belum saatnya untuk dibicarakan. 

Padahal memperkenalkan masalah gender pada anak itu seharusnya sudah sejak dini, sehingga anak bisa mempelajari tentang perbedaan jenis kelamin agar sesuai dengan apa yang diharapkan. Mengingat setiap orang tua pasti mengiginkan agar anaknya bisa tumbuh dan berkembang sesuai apa yang diharapkan , jika anak itu laki-laki, maka orang tua menginginkan agar anak laki-lakinya gagah, jika anak itu perempuan pasti orang tua menginginkan agar anak perempuannya cantik, lemah lembut dan anggun. 

Sampai-sampai ada orang tua yang marah jika melihat anak laki-lakinya permain masak-masakan, dan sebaliknya orang tua akan marah jika melihat anak perempuannya bermain perang-perangan, dan sepak bola. Berikut akan menjelaskan strategi dalam pendidikan gender pada anak usia dini , diantaranya: 

1. Melalui metode modelling, menurut suci (2004) cara modelling adalah salah satu cara untuk memberikan pemahaman tentang gender pada anak, misalnya anak pasti selalu melihat ibunya yang selalu melakukan pekerjaan seperti memasak, menyapu, dan mencuci, maka pekerjaan tersebut juga bisa dilakukan oleh sang ayah, maka akan tertanm dalam pikiran anak bahwa pekerjaan tersebut tidak hanya dilakukan oleh perempuan, akan tetapi laki-laki juga boleh. 

2. Melalui metode perlakuan, cara ini biasanya berlangsung apabila terjadi hal-hal yang menurut kebudayaan tidak selayaknya terjadi, misalnya: orang tua melihat anak laki-lakinya menangis orang tua haruslah memahami apa yang sedang dirasakan oleh anak, jangan melarang anak untuk menangis, karena tangisan anak adalah ungkapan emosi anak. 

3. Melalui metode permainan peranan, menurut zulkifli (1992) pada permainan peranan ini ank akan memegang peranan Sebagai sebagai apa yang sedang di mainkannya, dan hurlock (1997) menyatakan bahwa permainan permainan peranan biasnya terjadi ketika anak berusia 3 tahun, yaitu dengan cara meniru pengalaman-pengalaman hidup atau bermain pura-pura dengan temannya seperti polisi-polisian untuk yang cowok dan dokter-dokteran untuk yang cewek. Melalui metode ini anak mampu mengenali jati dirinya sendiri. 

jika ada kesalah pahaman dalam pendidikan gender terhadap anak akn menimbulkan pemahaman yang salah pada pola pikir masyarakat, mereka menganggap bahwa laki-laki itu kuat sedangkan perempuan itu lemah sehingga terjadi diskriminasi laki-laki terhadap perempuan. Contohnya saat ini banyak sekali pelecehan seksual pada anak. Masalah tersebut karena orang tua sebagai orang terdekat dengan anak tidak mau memberikan bimbingan dan pemahaman mengenai gender pada anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun