Mohon tunggu...
Titus Kurdho
Titus Kurdho Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Karakteristik New Media dalam The Huffington Post

24 Februari 2017   12:57 Diperbarui: 24 Februari 2017   13:13 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Masyarakat dahulu harus menunggu setiap beberapa jam bahkan untuk mendapatkan informasi terbaru atau bahkan bisa sampai menunggu seharian, namun sekarang bisa dibilang, hanya dengan sekali tekan, berita baru akan selalu muncul dalam hitungan detik. Oleh karena itu, para jurnalis juga merasa dimudahkan untuk berproses dalam pencarian hingga penyebaran informasinya kepada masyarakat. Di sisi lain, jurnalis juga dituntut untuk meningkatkan kualitas mereka dalam menghasilkan berita, sehingga beritanya tidak hanya berupa teks kaku yang begitu – begitu saja dan tidak berkembang. Beragam inovasi dilakukan oleh media – media online untuk penyajian berita yang lebih lengkap dan menarik, tentu saja untuk terus menarik penikmat media online lebih banyak. Media online menjadi sebuah pergerakan dunia jurnalisme yang semakin marak pada masa sekarang ini, dengan keunggulan yang jauh berbeda daripada surat kabar, radio, atau televisi sehingga disebut sebagai New Media atau media baru.

Salah satu media online yang sudah cukup terkenal di mancanegara adalah The Huffington Post (kadang disingkat Huff Post atau HuffPo). Walaupun di Indonesia masih belum cukup dikenal daripada BBC atau CNN tetapi media ini sudah memiliki pengaruh yang sangat luas. The Huffington Post The Huffington Post telah menjadi salah satu pergerakan New Media sehingga dapat dibahas keunggulannya yang tentu berbeda dari media lainnya. Menurut Lister dalam bukunya yang berjudul New Media: A Critical Introduction, ada enam karakteristik dari NewMedia :

Digital: New Media sangat berbeda dengan yang dimiliki media pendahulunya dalam tahap prosesnya. Proses pemasukan data di sini akan dirubah dalam bentuk angka. Lalu dari data tersebut akan muncul ke dalam beragam bentuk seperti grafik, teks tertulis, diagram, foto, dan video. Melihat sekilas variasi tampilan konten dari Huff Post saja, sudah tampak bagaimana Huff Post sudah memaksimalkan karakteristik Digital yang dimilikinya.

Interactivity : Dalam New Media tidak ada lagi istilah komunikasi satu arah, melainkan dua arah, dan media baru ini menawarkan adanya interaktif dalam mengubah tulisan, gambar yang sedang mereka akses. Huff Post menurut saya sudah memberikan karakteristik tersebut dengan membuat khalayak pembacanya sebagai "users atau pengguna" ketimbang menjadi "viewers atau pelihat". Walaupun berbeda dengan media online lain dengan tidak menampilkan fitur komentar pada setiap beritanya supaya tidak menimbulkan opini – opini liar. Media baru sangat menuntut masyarakat penggunanya untuk menjadi aktif dengan interaktif yang ada.

Hypertextual: Dalam New Media dua karakter ini, yaitu Hypertext dan Hypertextual tidak dapat dipisahkan. Keduanya sebagai penghubung antara jaringan satu ke jaringan lainnya. Pada beberapa beritanya, Huff Post sudah menampilkan link – link yang menjadi dasar suatu berita atau menjadi pendukung berita yang ada.

Networked : Networked berarti "berjejaring", dengan mengkoneksikan internet saja bisa mendapatkan informasi dari seluruh dunia. Huff Post memiliki banyak sekali jaringan sehingga untuk memperoleh dan mengakses suatu informasi khalayak sangat dimudahkan.

Virtual : Huff Post tidak hanya menampilkan teks dan gambar (visual) serta suara (audio). Mereka juga bisa mengajak khalayak untuk berinteraksi secara langsung dalam menanggapi suatu informasi, misalnya dengan fitur the voices untuk pemberitaan kejadian, pengakuan pelaku, atau kesaksian korban. Hingga kelengkapan video interaktif yang ditampilkan, misalnya bagaimana perasaan para narapidana saat pertama kali dipenjara dapat dialami dalam The Huff Post.

Simulated : Simulasi mungkin sangat erat kaitannya dengan virtual. Huff Post dapat mensimulasi kebiasaan sehari-hari kalayak khususnya dalam pencarian maupun pertukaran sebuah informasi. New Media ingin menyuguhkannya senyata mungkin sebagaimana dengan aslinya.

Lister, M., et al. (2009). New Media: a critical introduction.


 http://www.huffingtonpost.com/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun